Tuhan pun Disomasi, Ganti Alvin Lim Bongkar Sisi Gelap Juristo, Dituding Bobol Sunlife Rp 22 M

Tuhan pun Disomasi, Ganti Alvin Lim Bongkar Sisi Gelap Juristo, Dituding Bobol Sunlife Rp 22 M Juristo, SH. Foto: Tangkapan layar uya kuya/JPNN

Semua itu, kata Leo, hanya modus Juristo dan Darwin untuk menipu Sunlife. Uang Rp 22 miliar itu, katanya, dipakai untuk beli ruko di Surabaya. Juga untuk dibagi-bagi.

Sunlife cabang Surabaya tersebut, kata Leo, akhirnya tidak mampu beroperasi sampai sekarang. Itu karena targetnya tidak tercapai.

LQ Law Firm, kata Leo, akhirnya tidak mau menangani perkara tersebut. "LQ Lawfirm tidak mau terlibat kasus penipuan ," katanya. Bahkan LQ minta Darwin untuk mencabut surat kuasa tersebut. "Padahal Juristo telah menerima komisi lawyer fee dari LQ," ujar Leo.

Maka pihak Alvin Lim menilai tuduhan Juristo bahwa Alvin Lim adalah mafia tidak tepat. "Lawyer yang menjadi kuasa hukum orang jahat tidak bisa disamakan dengan kliennya itu," kata Leo. Dan itu sudah disebutkan dalam UU Advokat.

"Setelah membicarakan semua itu, manajemen LQ memutuskan untuk membongkar data dan informasi yang mereka miliki tentang Juristo. Biar masyarakat tahu mana yang benar," katanya.

Sebenarnya advokat diikat oleh kode etik untuk tidak saling bongkar seperti itu. Terutama dalam membongkar rahasia kliennya. Tapi Leo beranggapan bahwa Juristo yang lebih dulu membukanya ke publik. "Kami pun harus meluruskannya," ujar Leo.

Pihak LQ juga mengungkapkan urusan di Medan. Juristo, katanya, telah mampu mengubah diagnosis pasien di salah satu rumah sakit Medan. Yakni dari sakit kanker menjadi meninggal karena Covid-19.

Setelah membaca postingan pihak Alvin Lim itu, saya menghubungi Juristo. Sesaat kemudian Juristo menelepon saya. Ia sempat menjelaskan sedikit seperti di awal tulisan ini. "Mengenai jawaban LQ itu, saya pastikan itu 1.000 persen adalah hoax dan kepanikan di awang-awang saja," ujar Juristo.

"Anda berdua satu gereja?" tanya saya.

"Tidak Pak. Saya tidak tahu ia di gereja apa. Ia itu Tuhan saja disomasi."

Saya harus mengakhiri pembicaraan telepon itu. Pesawat saya sudah dalam posisi siap take off dari Pontianak. Hari sudah gelap.

Saya pun menulis artikel ini di atas Pontianak. Saat sampai di alinea ini pilot mengumumkan: pesawat harus muter-muter di atas Teluk Jakarta selama 20 menit. Cuaca Jakarta sangat buruk. Kalau dalam 20 menit belum juga bisa mendarat pesawat akan landing di Palembang. Baru sekali ini saya mengalami pesawat sulit landing di Jakarta. Yang landasannya begitu lebar dan panjangnya. Yang jumlahnya dua buah pula. (Dahlan Iskan).

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan meilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO