SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Upaya Pemprov Jatim menekan AKI (angka kematian ibu) membuahkan hasil menggembirakan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, jumlah AKI pada 2022 sebanyak 499 kasus, jauh lebih rendah dibanding tahun sebelumnya, yakni 1.279 kasus.
“Alhamdulillah, jumlah kematian ibu tahun 2022 mengalami penurunan signifikan, yaitu turun sebanyak 780 kasus. Pada tahun 2021, perbandingan kasus AKI sebesar 234,7 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan tahun 2022 perbandingan AKI menjadi 93 per 100.000 kelahiran hidup,” kata Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (6/3/2023).
Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024
Atas keberhasilan tersebut, ia mengapresiasi kerja keras dari semua pihak terkait, mulai dari jajaran tim kesehatan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, tenaga kesehatan dan bidan, para relawan penyuluhan, hingga masyarakat yang saat ini mulai memiliki awareness terhadap keselamatan ibu hamil.
“Kami berterima kasih atas kerja keras serta sinergitas yang selama ini terbangun dengan baik. Terutama untuk para tenaga kesehatan dan bidan. Sebab merekalah garda terdepan dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu,” ujarnya.
Dengan demikian, Pemprov Jatim berhasil mencatatkan jumlah kematian ibu terendah sepanjang 7 tahun terakhir. Di tahun 2016 jumlah kematian ibu di Jatim mencapai angka 534 kasus, lalu pada 2017 turun menjadi 529 kasus.
Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo
Kemudian di 2018 kembali turun menjadi 522 kasus. Begitu pula di tahun 2019 berhasil turun menjadi 520 kasus. Sedangkan di tahun 2020, jumlah kematian ibu tercatat sebanyak 565 kasus. Dan di tahun 2021 lalu sebanyak 1.279 kasus. Dimana, jumlah kematian Ibu tahun 2020 dan 2021 banyak disebabkan Covid-19.
“Dengan semakin baiknya penanganan Pandemi Covid-19, angka kematian ibu yang sempat meningkat akibat pandemi di tahun 2021 kini berhasil turun drastis. Bahkan angka ini lebih rendah dibanding sebelum pandemi,” ucap gubernur.
Selain AKI, Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Timur juga berhasil turun. Jumlah kematian bayi tahun 2022 mengalami penurunan sebanyak 182 kasus dibandingkan dengan tahun 2021. Dari 3.354 kasus turun menjadi 3.172 kasus.
Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman
Capaian ini juga menjadi bukti bahwa layanan kesehatan masyarakat di Jawa Timur semakin membaik. Terutama bagi para ibu yang hendak melahirkan beserta bayinya. Baik dari sisi kualitas tenaga kesehatannya maupun infratsruktur dan fasilitas kesehatan di Jawa Timur. Sehingga semakin menjamin taraf hidup para ibu dan bayi.
Meski berhasil mencapai penurunan angka kematian ibu secara drastis, Gubernur Perempuan Pertama di Jawa Timur ini juga mengajak para pihak terkait untuk semakin erat membangun sinergitas. Sehingga Angka Kematian Ibu dan Bayi di Jawa Timur bisa semakin ditekan.
“Mari kita perkuat kolaborasi dan sinergitas untuk bisa semakin memberikan layanan terbaik bagi para ibu. Saya minta kepada Kadinkes Jatim untuk terus mengawal kesehatan ibu dan anak di Jatim dengan meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas,” ujarnya.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dr. Erwin Astha Triyono, dr., Sp.PD., KPTI. berkomitmen untuk terus melakukan langkah-langkah percepatan dalam penurunan AKI/ AKB di Jawa Timur.
“Kami beserta seluruh jajaran Dinkes kabupaten/ kota telah melakukan berbagai upaya percepatan dalam penurunan AKI/ AKB, salah satunya dengan meningkatkan kunjungan layanan pemeriksaan kehamilan dari 4 kali menjadi 6 kali dimana pada trimester 1 dan 3 dokter berperan aktif dalam pemeriksaan kehamilan dengan pemeriksaan USG terbatas,” terang Dr. Erwin.
Selain itu juga meningkatkan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan bayi baru lahir dengan kunjungan neonatus, sistem rujukan, serta melakukan pendampingan ke RSUD kabupaten/ kota lokus AKI-AKB dari RS rujukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yaitu RSUD dr. Sutomo dan RSUD dr. Saiful Anwar.
Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman
“Pemberdayaan masyarakat juga penting, sehingga kami juga melakukan penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat dalam mendukung program kesehatan ibu dan anak melalui gerakan ibu hamil sehat, kelas ibu hamil, kelas ibu balita, posyandu, pemanfaatan buku KIA dan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta didukung oleh TP PKK/ organisasi kemasyarakatan,” jelas Dr. Erwin
Dinkes Jatim juga memiliki inovasi BUAIAN (Bunda Anak Impian) dengan melakukan pendampingan kepada ibu hamil risiko tinggi untuk menjaga kesehatan ibu hamil hingga melahirkan.
“Inovasi tersebut terus kami galakkan, agar ibu-ibu hamil dengan risiko tinggi tersebut, kesehatannya dapat terjaga hingga melahirkan. Kolaborasi-kolaborasi pentahelix juga terus kami perkuat dengan harapan bisa saling membantu dan berjuang dalam menurunkan AKI/ AKB di Jawa Timur,” tutup Dr. Erwin.(dev/mid/mar)
Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News