SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk ASEAN, Hou Yanqi, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (13/4/2023). Dalam agenda tersebut, kedua belah pihak membahas potensi kerja sama, seperti soal pendidikan serta pengembangan teknologi pertanian dan hortikultura.
Terkait pendidikan, Khofifah meminta adanya kerja sama beasiswa di bidang pengembangan teknologi pertanian dan agrikultur dari Pemerintah Cina untuk para mahasiswa dari Jawa Timur, terutama untuk jenjang S1, S2 dan S3.
Baca Juga: Hadiri Haul Ke-15 di Ciganjur, Khofifah Kenang Sosok Gus Dur Sebagai Pejuang Kemanusiaan
Selain itu, gubernur juga meminta adanya short course atau pelatihan terkait program pengentasan kemiskinan, dan teknologi pertanian dari Pemerintah Cina bagi para PNS, baik di lingkungan Pemprov Jatim maupun pemerintah kabupaten/kota.
“Saya pernah ditugaskan Gus Dur ke beberapa provinsi di RRT untuk mempelajari bagaimana Pemerintah RRT menurunkan kemiskinan. Di antaranya dengan memberikan training dan skill bagi kaum perempuan untuk dapat mandiri dan bangkit secara ekonomi. Sehingga short course bagi PNS ini sangat penting untuk mereka belajar soal penanganan kemiskinan,” paparnya.
“Terutama soal akses bantuan permodalan bagi kaum perempuan di sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Bagaimana support permodalan dari perbankan di Cina bagi kaum perempuan untuk bisa bangkit secara ekonomi,” imbuhnya.
Baca Juga: Khofifah: Kasih Ibu Sepanjang Masa, Hormatilah dan Berbaktilah Selagi Ada
Khofifah mengatakan bahwa, beasiswa dan pelatihan di bidang pertanian juga dibutuhkan, apalagi sektor pertanian di RRT sangat maju yang didukung dengan penggunaan teknologi canggih untuk pengembangan varietas padi, serta produk agrikultur yakni buah-buahan tropis asal Jatim.
Untuk padi, gubernur menyebut di Malang ada varietas yang sekali panen dalam satu hektare bisa menghasilkan 14 ton. Benihnya diperoleh dari Cina, dan varietas ini sudah diuji coba di Malang dan berhasil beberapa kali panen, dengan hasil 14 ton per hektare.
Baca Juga: Peringatan HKSN 2024, Khofifah Ajak Masyarakat Perkuat Solidaritas Antar Sesama
“Jatim ini produksi padi sudah tertinggi secara nasional, tapi sebagian besar per hektare hasilnya 6-7 ton, di beberapa kabupaten bisa mencapai 9-12 ton per hektare, dan yang dari RRT bisa 14 ton per hektare," ungkapnya.
"Jikalau ada kerja sama di bidang pertanian, maka akan mampu meningkatkan produktivitas padi di Jatim. Sektor pertanian ini penting karena secara global dunia sedang mengalami krisis pangan,” tuturnya.
Kemudian di bidang hortikultura, yakni pengembangan buah-buahan tropis asal Jatim seperti manggis, mangga dan durian. Bahkan beberapa produk buah-buahan asal Jatim tersebut cukup banyak yang sudah diekspor ke luar negeri termasuk RRT. Bila komoditas ini dikembangkan maka produktivitasnya meningkat dan ekspornya juga bisa semakin luas.
Baca Juga: Tinjau Posko OMC, Pj Gubernur Adhy: Upaya Kurangi Dampak Cuaca Ekstrem di Daerah Rawan Banjir
Sehingga harapannya produk hortikultura terutama buah-buahan asal Jatim ini bisa memperluas pasar ekspornya ke RRT. Tentunya dengan adanya short course terkait teknologi pertanian dari hulu dan hilirnya. Sehingga mampu memberikan nilai tambah pada produk hortikultura.
“Manggis dan mangga chokanan ini di Jatim juga banyak produksinya bahkan kami ekspor. Kemudian saya juga mendengar RRT impor durian dari Malaysia sangat besar. Kami ingin menunjukkan bahwa durian Jatim varietasnya sangat banyak dan sangat besar produksinya . Tapi untuk pasar ekspor masih belum maksimal,” katanya.
“Durian ini di antaranya ada durian montong yang ditanam di lereng Gunung Lawu Kecamatan Jogorogo, Ngawi. Kemudian ada varian durian Malaysia jenis Musang King dan Black Thorn di Jatim juga banyak kami kembangkan disini,” imbuhnya.
Baca Juga: Lagi, Jatim Dapat Penghargaan, Raih Predikat Sangat Baik Implementasi Sistem Merit Manajemen ASN
Khofifah berharap ke depan akan ada tim dari RRT termasuk para pengusaha dan investor yang melakukan business trip ke Jatim untuk melihat potensi produk agrikultur Jatim. Sehingga ke depan investasi RRT di Jatim dapat semakin besar.
“Selain itu kami juga memiliki potensi sarang burung wallet, yang menjadi favorit untuk makanan balita di RRT. Namun kami masih ingin kembangkan ekspor ke RRT lebih luas lagi. Mohon dibantu untuk mendetailkan kembali proses perizinan maupun persyaratan untuk melakukan ekspor sarang burung wallet dari Jatim ke RRT,” katanya.
Kinerja perdagangan Jawa Timur – Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada kurun waktu Januari s/d Desember 2022: nilai ekspor Jawa Timur ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebesar US$ 3.221,91 juta, sedangkan impornya sebesar US$ 7.144,19 juta, mengalami defisit sebesar US$ 3.922,28 juta.
Baca Juga: Luncurkan Puspaga Setara di Peringatan Hari Ibu, Pj Gubernur Jatim : Wujudkan Kesetaraan Gender
Komoditas ekspor Jawa Timur ke RRT antara lain lemak & minyak hewan /nabati; bahan kimia organik; Berbagai produk kimia; tembaga; besi dan baja; kayu, barang dari kayu; ikan dan udang; biji-bijian berminyak; kertas/karton; kopi, teh; rempah-rempah.
Sedangkan komoditas impor utama Jawa Timur dari RRT di antaranya adalah mesin-mesin/pesawat mekanik; buah-buahan; besi dan baja; mesin/peralatan listrik; bahan kimia organik; plastik dan barang dari plastik; sayuran; bahan kimia anorganik; tembakau; aluminium.
RRT termasuk dalam 3 besar sebagai negara tujuan ekspor dari Jawa Timur dan berada di urutan ke-1 sebagai negara asal impor ke Jawa Timur.
Baca Juga: Antusias Siswa Rejoso Sambut Bantuan dari Khofifah Pascabanjir
Investasi RRT di Jawa Timur sejak tahun 2010 sampai dengan triwulan IV tahun 2022, sebanyak 370 Proyek dengan nilai investasi US$ 435,27 juta, dengan beberapa bidang usaha terbesar yaitu: perdagangan dan reparasi, industri makanan, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya.
Sementara itu, Dubes RRT untuk ASEAN, Hou Yanqi, mengyatakan ada kemiripan antara Jawa Timur dengan RRT terkait potensi sektor pertanian dan agrikultur. Ia pun berharap ke depan dapat mengirim tim dari RRT yang bisa melakukan kunjungan bisnis ke Jatim untuk bisa melihat potensi di sektor ini.
Baca Juga: Pemprov Jatim Borong 4 Penghargaan di APBD Award 2024
“Kami juga termasuk negara petanian sehingga kami sangat concern terkait pertanian termasuk penggunaan teknologi tinggi di alat pertanian. Dan saya lihat perkembangan pertanian di jatim cukup baik, dan kami sendiri juga banyak memberikan pelatihan atau workshop soal ini,” katanya.
“Termasuk soal beasiswa kami setiap tahun kami memiliki keinginan besar untuk memberikan program beasiswa terutama bagi negara-negara di ASEAN termasuk Indonesia. Kami berkomitmen memberikan besasiswa untuk negara ASEAN untuk mencetak para ahli di bidangnya,” imbuhnya.
Untuk itu, kunjungan pertamanya ke Jatim ini diharapkan akan meningkatkan koordinasi kerjasama dan kolaborasi yang efektif di masa mendatang, khususnya di bidang pertanian hortikultura. Ia berharao hubungan kerjasama itu akan berjalan dengan sangat baik terutama dengan Pemprov Jatim.
“Hasil produk komoditas Indonesia itu cukup sama atau mirip dengan apa yang kami hasilkan, sehingga ketika ada koordinasi atau kerjasama yang terjalin di bidang pertanian dan hortikultura, maka kami harap kerjasama ini akan saling menguntungkan kedua belah pihak,” pungkasnya. (dev/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News