SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Untuk menekan risiko bencana, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan gotong royong ke seluruh elemen strategis dalam mewujudkan desa tangguh.
Hal ini disampaikan Gubernur Khofifah terkait momentum Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional yang jatuh setiap tanggal 26 April dengan tema 'Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana'.
BACA JUGA:
- Hardiknas 2024, Khofifah: Maksimalkan Merdeka Belajar, Siapkan Generasi Menuju Indonesia Emas 2045
- Pesan Khofifah di Hari Buruh Internasional 2024
- Ucapkan Selamat Hari Buruh Dunia, Khofifah Optimistis Pekerja Jatim Terampil
- Totalitas Dukung Khofifah di Pilkada 2024, Jaringan DHD 45 Resmikan Posko di Surabaya
"Ketangguhan itu akan membentuk resiliensi. Di mana pada upaya juga diperlukan sosialisasi, edukasi dan pelatihan secara masif," ungkap Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Kamis (27/4).
Kegotongroyongan ini dapat diwujudkan apabila masyarakat mendapatkan pelatihan, edukasi, dan sosialisasi berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana. Sebab ini merupakan pelajaran dan upaya berkelanjutan dari lini paling bawah.
"Jadi tidak hanya dapat sekali pelajaran lalu selesai. Tapi ini adalah bekal bagi kita semua untuk mengantisipasi jika terjadi bencana," katanya
Oleh karenanya, tim BPBD di masing-masing kabupaten/kota diharapkan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada titik-titik yang berpotensi rawan bencana. Kegiatan sosialisasi, edukasi, dan pelatihan harus dilakukan sesering mungkin. Mengingat Jawa Timur merupakan wilayah Ring of Fire.
"Kalau kegiatan ini rutin, ketika bencana datang kita akan lebih siap dan sigap dalam bertindak," tegas Khofifah meyakinkan.
Dengan tema yang memiliki pesan mendalam ini, Khofifah berharap budaya tangguh bencana akan muncul di masyarakat.
"Ini akan berdampak pada pengurangan risiko bencana. Sehingga, mewujudkan budaya tangguh bencana di masyarakat menjadi penting," tukasnya.