SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Realisasi investasi di Jawa Timur secara konsisten terus bertumbuh. Menurut pengumuman dari Menteri Investasi/Kepala BKPM RI, Bahlil Lahadalia, realisasi investasi PMA dan PMDN Jawa Timur di triwulan I 2023 mencapai Rp61,2 Triliun.
Realisasi investasi Jatim semester I tahun 2023 ini secara y-on-y meningkat 14,2 persen dari semester I tahun 2022 yang mencapai Rp53,5 Triliun, sedangkan dari semester II tahun 2022 tumbuh sebesar 7,6 persen. Capaian tersebut sekaligus mampu mencatatkan Jawa Timur sebagai realisasi investasi tertinggi ke-3 di Indonesia.
Baca Juga: Hadiri Haul Ke-15 di Ciganjur, Khofifah Kenang Sosok Gus Dur Sebagai Pejuang Kemanusiaan
"Alhamdulillah, realisasi investasi di Jawa Timur secara konsisten terus tumbuh. Bahkan, capaian ini juga sudah memenuhi 54,6% dari target Investasi Rp 112 Triliun sesuai pada RKPD Perubahan," kata Gubernur Khofifah, Kamis (3/8/2023).
Ia pun menyatakan bahwa realisasi investasi Rp61,2 triliun ini terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) yang mencapai Rp29,6 triliun. Angka ini mengalami pertumbuhan progresif sebesar 51,9 persen dibanding semester I 2022 yang sebesar Rp 19,5 triliun, sementara realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada semester I 2023 tercatat sebesar Rp31,5 triliun.
“Tren realisasi investasi PMA terus menguat sejak semester I 2021, hal ini perlu diantisipasi dengan pembangunan fasilitas / infrastruktur penanaman modal yang tangguh,” katanya.
Baca Juga: Khofifah: Kasih Ibu Sepanjang Masa, Hormatilah dan Berbaktilah Selagi Ada
Kontributor tertinggi realisasi investasi secara total PMA ialah sektor Pertambangan yang mendominasi realisasi PMA sebesar Rp11,6 triliun setara dengan 33,1 persen dari total realisasi PMA. Sedangkan sektor Perumahan, KI, dan perkantoran mendominasi realisasi PMDN sebesar Rp5,9 triliun atau setara 18,7 persen dari total realisasi PMDN.
Secara keseluruhan (PMA+PMDN) Pertambangan menjadi sektor yang memiliki kontribusi paling besar (Rp11,6 T), diikuti Industri Logam Dasar, Barang Logam Bukan Mesin & Peralatannya (Rp7,6 T), Perumahan, Kawasan, Industri & Perkantoran (Rp6,0 T), Industri Makanan (Rp5,9 T), serta Industri Kimia & Farmasi (Rp5,6 T).
Sedangkan untuk Lokasi penyumbang terbesar meliputi Gresik (Rp22,9 triliun/37,4%), Surabaya (Rp12,0 triliun/19,6 persen), Kabupaten Pasuruan (Rp6,2 triliun/10,2 persen), Sidoarjo (Rp5,7 triliun/9,3 persen), dan Tuban (Rp1,9 triliun/3,1 persen).
Baca Juga: Peringatan HKSN 2024, Khofifah Ajak Masyarakat Perkuat Solidaritas Antar Sesama
“Gresik juga menjadi kontributor tertinggi realisasi investasi PMA. Sebab di sana ada PT. Freeport Indonesia yang bergerak di bidang pertambangan. Sedangkan realisasi investasi PMDN kontributor tertingginya Surabaya,” urai Khofifah.
Sementara menurut Negara Asal, Realisasi PMA masih didominasi oleh investasi dari Amerika Serikat (Rp12,7 T), Jepang (Rp6,9 T), Singapura (Rp2,1 T), Hongkong, RRT (Rp1,8 T) dan Belanda (Rp1,3 T).
Keberhasilan menjaga kepercayaan investor asing terhadap Jawa Timur juga merupakan buah manis dari kerja keras Pemprov Jatim bersama stake holder lain termasuk bupati/wali kota dalam melakukan pengelolaan investasi. Salah satunya pelayanan pra dan pasca perijinan yang terintegrasi secara digital dan komprehensif.
Baca Juga: Tinjau Posko OMC, Pj Gubernur Adhy: Upaya Kurangi Dampak Cuaca Ekstrem di Daerah Rawan Banjir
“Peningkatan investasi di Jatim dilakukan melalui sejumlah strategi secara produktif, inklusif, dan berkelanjutan,” ucap Khofifah.
Ia memaparkan, secara produktif yakni melalui integrasi perizinan berusaha secara elektronik seperti melalui Jatim Online Single Submission (JOSS), harmonisasi dan simplifikasi regulasi yang menghambat investasi dan perizinan berusaha, fasilitasi dan pendampingan investor, dan peningkatan iklim investasi berusaha.
“Jatim merupakan provinsi dengan tingkat kemudahan berbisnis tertinggi di Indonesia, dengan tingkat daya saing kedua setelah DKI Jakarta. Jatim memiliki sejumlah kawasan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang mendukung peningkatan realisasi investasi dan juga berpotensi meningkatkan penciptaan lapangan kerja,” paparnya.
Baca Juga: Lagi, Jatim Dapat Penghargaan, Raih Predikat Sangat Baik Implementasi Sistem Merit Manajemen ASN
Selanjutnya secara inklusif, kata Khofifah, yaitu upaya memberikan kesempatan dan pemerataan kepada seluruh stakeholder investasi. Melalui fasilitasi dan pendampingan investor, fasilitasi penyelesaian masalah, peningkatan kemitraan antara UMKM dengan perusahaan besar, dan peningkatan promosi dan Business Matching.
"Selanjutnya secara berkelanjutan, yakni upaya mendorong investasi memperhatikan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan. Melalui peningkatan investasi skala besar dan menyerap tenaga kerja, serta peningkatan Investasi berkelanjutan," ujarnya.
Kini, lanjut Khofifah, menjaga dan meningkatkan iklim investasi menjadi salah satu fokus utama Pemprov Jatim. Terlebih sebentar lagi Indonesia akan memasuki tahun politik. Sehingga stabilitas politik harus bisa dijaga tetap kondusif agar perekonomian tetap stabil.
Baca Juga: Luncurkan Puspaga Setara di Peringatan Hari Ibu, Pj Gubernur Jatim : Wujudkan Kesetaraan Gender
“Kita berharap dengan upaya – upaya yang digalakkan dapat meningkatkan kondusifitas berinvestasi di Jawa Timur, sehingga ke depan pelayanan investasi semakin cepat, mudah dan transparan yang berdampak pada kestabilan capaian realisasi investasi di Jawa Timur yang dapat menciptakan multiplier effect terhadap pertumbuhan, kesejahteraan serta pemerataan ekonomi Jawa Timur,” pungkasnya. (dev/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News