Gubernur Khofifah Apresiasi Kirab Budaya Grebeg Tutup Suro di Ponorogo

Gubernur Khofifah Apresiasi Kirab Budaya Grebeg Tutup Suro di Ponorogo Gubernur Khofifah saat foto bersama masyarakat dalam Kirab Budaya Grebeg Tutup Suro di Ponorogo.

PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Gubernur mengapresiasi pelaksanaan Kirab Grebeg Tutup Suro yang digelar , Selasa (15/8/2023). Menurut dia, festival ini memberikan efek berganda bagi masyarakat Ponorogo. 

Bukan sekadar menjadi perayaan untuk menutup Bulan Suro atau Muharram, gubernur menyatakan acara tersebut merupakan ajang pelestarian budaya, menyokong pariwisata, serta meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.

Baca Juga: Diwawancara CNA Singapura, Khofifah Sosialisasikan Jatim Sebagai Gerbang Baru Nusantara

"Grebeg Tutup Suro secara kultural merupakan wujud syukur masyarakat terhadap sang pencipta yang terbentuk melalui ekspresi budaya," ujarnya usai menghadiri Kirab Grebeg Tutup Suro di Monumen Bantarangin.

menjelaskan, Grebek Tutup Suro yang diselenggarakan setiap akhir bulan Muharram atau Bulan Suro pada penanggalan Jawa bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai luhur yang ada, termasuk di dalamnya terdapat kesenian .

"Kegiatan ini menjadi ajang pelestarian budaya dan transmisi antar generasi . Sebab, terdapat nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya sehingga dipertahankan sampai sekarang oleh masyarakat Ponorogo. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat bagi masyarakat dan episentrum bagi destinasi wisata Ponorogo," paparnya.

Baca Juga: ICORCS 2025 UAC, Syaikh Mesir Apresiasi Kiai Asep dan Khofifah sebagai Tokoh Perubahan Jatim

Gubernur menilai, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kegiatan ini terlihat dalam berbagai gerakan, simbol dan juga sikap yang dipertunjukkan. Selain sebagai penguatan budaya, budaya grebeg tutup suro juga menjadi pemicu tumbuhnya UMKM serta destinasi wisata.

"Kirab ini tentunya menarik perhatian turis lokal untuk datang dan menyaksikan secara langsung. Maka hal ini akan menjadi magnet ekonomi yang potensial bagi masyarakat Ponorogo dan sekitarnya. Pengunjung yang datang memberikan efek ganda terhadap sektor ekonomi dengan meningkatkan perputaran uang sekaligus memberi pemasukan bagi masyarakat Ponorogo," ucapnya.

Baca Juga: Buka ICORCS 4th 2025 UAC, Khofifah Optimistis Lahirkan Manfaat dan Solusi Masyarakat

Lebih lanjut, berharap yang merupakan kesenian asli dari Ponorogo dapat terus dilestarikan dan dikembangkan, salah satunya dengan menampilkan kesenian ini pada berbagai acara di Ponorogo secara kontinyu. Sehingga, wisatawan ke Mataraman tidak lengkap rasanya bila tidak datang ke Ponorogo serta tidak afdhol jika tidak menyaksikan kesenian ini.

Apalagi, lanjut gubernur, hal ini selaras dengan apa yang kita ikhtiarkan khususnya semangat pak Bupati dan seluruh masyarakat Ponorogo agar Reog diterima UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dan tercatat sebagai warisan budaya dunia. Bahwa kesenian terlahir di Bumi Ponorogo.

"Maka kalau dipentaskan dimanapun, mau di Aceh, Sumatera, Sulawesi, tetap namanya . Termasuk ketika ditampilkan di luar negeri seperti Malaysia, Hongkong dan Taiwan, namanya tetap . Ini luar biasa sekali," katanya.

Baca Juga: Tahun Baru Imlek 2025, Khofifah: Jaga Persaudaraan dan Harmoni dalam Keberagaman

Hal ini, lanjutnya, agar semua merasa memiliki reog sekaligus menjadikan kekuatan budaya dari Ponorogo. Sebagai bagian membangun karakter bagi masyarakat yang kuat harkat dan martabatnya.

"Kita berharap kehadiran dapat membangun karakter keberanian untuk menjaga NKRI. Mudah-mudahan proses ini bisa memberikan hikmah pada kita bahwa ada budaya yang dibanggakan seluruh masyarakat," pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, turut dilakukan prosesi penyerahan pusaka dari Gubernur kepada Prabu Klono Sewandono sebagai tanda Kirab Budaya diberangkatkan.

Baca Juga: Khofifah Sebut Wisata Jawa Timur Kaya dan Beragam

Setelah itu, didampingi Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menaiki kereta kuda kencana dengan rute Monumen Bantarangin-Jalan Sabuk Janur-Jalan Sayang Ayu-Jalan Raya Ponorogo Mgumpul-Gerdon-Jalan Ahmad Yani-Jalan Jend Sudirman-Kerun Ayu.

Sepanjang perjalanan, dan Bupati Ponorogo membagi-bagikan bendera Merah Putih serta jajan kepada masyarakat yang sudah menunggu kedatangan Kirab budaya Grebeg Suro.

Sebelumnya, Ponorogo menyusun berbagai agenda kegiatan untuk mewarnai kemeriahan Perayaan Grebeg Suro pada 10-14 Agustus 2023, di antaranya lomba sebelum acara Pembukaan "Grebeg Suro", Malam Pembukaan "Grebeg Suro" Festival Reog Nasional, Pusat Keramaian di Alun-Alun Ponorogo, Kirap Pusaka, Malam Penutupan "Grebeg Suro" dan Larung Risallah". (dev/mar)

Baca Juga: 4 Ulama Besar Mesir Hadiri Peringatan Isra Miraj dan Haul Dr Ir H Indar Parawansa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO