KOTA PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Pasuruan menegaskan komitmennya dalam menyelesaikan masalah stunting di Kota Pasuruan. Hal itu dibuktikan dengan sejumlah upaya seperti grebek stunting, membagikan bantuan telur, bantuan ikan, susu, beras, kegiatan posyandu, dan lain sebagainya.
Pemkot Pasuruan juga melaksanakan diseminasi hasil audit kasus stunting yang berlangsung di Ruang Untung Suropati 1, Selasa (29/8).
Baca Juga: GOW Kota Pasuruan Gelar Seminar Hari Ibu, Plt Adi: Tegaknya Ibu dan Bangsa
Audit itu bertujuan untuk mengenali risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans rutin atau sumber data lainya, khususnya sebagai penapisan masalah-masalah yang sukar. Termasuk mengatasi problem mendasar pada kelompok sasaran audit berisiko stunting, yaitu calon pengantin, ibu nifas, ibu menyusui, ibu hamil, dan balita/baduta.
Acara diseminasi hasil audit stunting ini dipimpin langsung oleh Wakil Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo.
Menurutnya, permasalahan stunting bukanlah persoalan sederhana. Artinya untuk menangani kasus ini harus diamati mulai dari hulu sampai hilir. Karena stunting ini juga beririsan dengan problem kemiskinan.
Baca Juga: Peringati HDI 2024, Pemkot Pasuruan Dukung Kesetaraan dan Rasa Percaya Diri Penyandang Disabilitas
"Stunting ini persoalan serius, untuk itu kita juga harus lihat persoalan dari hulu sampai hilirnya. Bukan hanya soal bagaimana menurungkan angka stunting sekadar data. Namun benar nyata kita lakukan penanganan hingga akhirnya kita mewujudkan zero stunting," ujar wakil wali kota yang karib disapa Mas Adi ini.
Dalam forum tersebut, dipaparkan hasil audit kasus stunting di Kota Pasuruan, kemudian dilakukan diskusi dengan pakar yang berhubungan dengan permasalahan stunting. Misal saja dokter spesialis anak, dari perwakilan Ikatan Bidan Indonesia (IBI), dan lain-lain.
Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo menyebut dari hasil paparan yang diberikan, bahwa tidak semua masyarakat dengan mudah diedukasi.
Baca Juga: Plt. Wali Kota Pasuruan Dinobatkan Sebagai Kepala Daerah Inspiratif Penggerak Anak Muda
"Persoalan stunting ini tidak akan selesai jika kita tidak bergerak bersama. Kolaborasi dan sinergi sangat diperlukan, baik puskesmas, lurah, camat, sampai perangkat daerah terkait. Karena jika ada persoalan, ini bukan hanya tugas puskesmas saja, atau kelurahan saja, melainkan tugas bersama, " imbuhnya.
Hal ini disampaikan Wakil Wali Kota Pasuruan karena menurutnya persoalan kemiskinan yang membuat anak tidak tercukupi gizinya. Kemudian permasalahan masyarakat yang tidak mudah diarahkan untuk mencegah terjadinya stunting.
"Persoalan ini tidak akan selesai, jika kita tidak menyelesaikan bersama," pungkas Mas Adi.
Baca Juga: Ratusan Warga Kota Pasuruan Terima Bansos dari DBHCHT
Selain dihadiri oleh para pakar, kegiatan forum audit stunting ini juga diikuti oleh perangkat daerah terkait. (par/git)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News