Begini Upaya Pemkot Mojokerto Targetkan Zero Stunting pada 2024

Begini Upaya Pemkot Mojokerto Targetkan Zero Stunting pada 2024 Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, saat menghadiri kegiatan yang digelar dinas kesehatan setempat.

KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pemkot berkomitmen dalam mewujudkan zero pada 2024. Hal itu diungkapkan Wali Kota , Ika Puspitasari atau yang akrab disapa saat menghadiri kegiatan yang digelar dinas kesehatan, Rabu (1/11/2023).

Ia mengatakan bahwa telah dilakukan 2 intervensi dalam rangka mencapai target tersebut, yaitu intervensi gizi spesifik yang merupakan intervensi yang di tujukan kepada anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), serta intervensi gizi sensitif dengan melakukan berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan dan merupakan kerja sama pihak pihak terkait. 

Baca Juga: Sarasehan HUT ke-76, Pataka Kodam V Brawijaya Dijamas 7 Sumber Mata Air Kerjaan Majapahit

Untuk mendukung pencapaian ini, juga menyerahkan puluhan Antropometri Kit secara simbolis kepada para kader motivator di setiap kelurahan. Benda itu merupakan alat ukur yang berfungsi untuk pengukuran berat badan, panjang, tinggi badan, lingkar lengan atas dan kepala, serta penting dalam mendeteksi pada anak.

"Prioritas di Kota untuk menyelesaikan balita agar menjadi 0, yaitu pertama supaya jangan sampai ada bayi baru, kita berikan pembinaan maupun intervensi dengan berbagai jenis vitamin, dan bantuan makanan sehat kepada para calon pengantin, serta ibu hamil sampai melahirkan," paparnya.

"Bila ada , tetap kita berikan pendampingan bantuan makanan sehat dan vitamin supaya segera berat badannya menjadi normal normal dan sehat. Hal ini merupakan tugas kita semua yang menjadi prioritas di Kota ," katanya.

Baca Juga: Dewan Pengupahan Kota Mojokerto Rumuskan Kenaikan UMK 2025

"Untuk menuju zero , tidak hanya vitamin dan bantuan per makanan, tapi juga bagaimana penggunaan alat-alat yang digunakan untuk mengukur bayi ini, alat yang terstandar sesuai dengan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan," imbuhnya.

Ia menyatakan, Antropometri Kit merupakan alat baru dan tersandarisasi dari Kementerian Kesehatan. berharap, bayi yang diukur melalui penimbangan dan pengukuran tinggi badannya ini semua datanya adalah data yang diakui, sehingga nanti dilaporkan oleh Dinkes ke aplikasi RPP DBM

"Semoga, adanya alat yang tersandarisasi dari Kemenkes ini, data yang kita sajikan terkait dengan jumlah balita ini benar-benar data real, yang angkanya semakin hari harus semakin menurun, yang menunjukkan bahwa jumlah nya menurun," ucapnya.

Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Berangkatkan 6.596 Peserta Gerak Jalan Mojokerto-Surabaya

"Kader motivator semakin semangat karena ini tugas kemanusiaan, tugas kita yang melayani masyarakat, karena ini menjadi bagian dari amal jariyah untuk bekal kita nanti di akhirat," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes PPKB Kota , Farida Mariana, menyebut kegiatan hari ini difokuskan dalam rangkaian penanganan dan pengendalian di Kota Onde-Onde. Menurut dia, prevalensi di Kota sebenarnya sudah jauh lebih rendah dari pada target nasional maupun provinsi. 

"Target nasional adalah 14 persen atau di bawah 14 persen, sementara prevalensi di Kota untuk tahun 2022, alhamdulillah sudah mencapai 3,12 persen berdasar data RPP DBM," ujarnya.

Baca Juga: Kembali Tinjau Lokasi Banjir, Pj Wali Kota Mojokerto Dengarkan Keluhan dan Beri Bantuan

"Angka ini terus menurun hingga kemarin di akhir bulan September prevalensis Kota sudah mencapai 2,26 persen. Sesuai amanah dari ibu Walikota, bahwa kita harus tetap terus semangat, karena targetnya adalah Zero news tahun 2024," tuturnya. (ris/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Pandemi, Ketua TP PKK Kabupaten Mojokerto Ajak Anggotanya Peduli Sesama':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO