Pada 2024, ATR/BPN Gresik Mulai Berlakukan Program e-Sertifikat Tanah

Pada 2024, ATR/BPN Gresik Mulai Berlakukan Program e-Sertifikat Tanah Kasubag TU ATR/BPN Gresik, Fanani (kanan) bersama Kasi Penataan Ruangan, Rangga, saat menyampaikan program e-Sertifikat tanah. Foto: SYUHUD/BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Kasubag TU Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) , Fanani, menyatakan BPN mulai tahun depan bakal memberlakukan program sertifikat elektronik (e-Sertifikat) tanah.

Kebijakan ini mengacu aturan Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) melalui Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2021 tentang Sertifikat Elektronik.

Baca Juga: Cagak Agung Gresik Jadi Percontohan Desa Berdaya di Jatim

"Tahap awal e-Sertifikat tanah akan diberlakukan untuk tanah milik pemerintah. Minimal aset tanah milik Pemkab ," kata Fanani, didampingi Kasi Penataan Ruangan, Rangga, Jumat (15/12/2023).

Namun, ia mengatakan bahwa sebelum program e-Sertifikat diberlakukan untuk masyarakat umum, diuji cobakan untuk aset tanah milik ATR/BPN .

"Untuk sertififikat elektronik minim tahap awal tanah milik BPN. Mulai kami uji cobakan, dan bisa," ujarnya.

Baca Juga: Otak Perampokan Disertai Pembunuhan Agen BRILink di Gresik Belum Tertangkap

Menurut dia, tanah yang sudah bersertifikat elektronik untuk mengaksesnya cukup muda.

"Yang punya sertifikat elektronik tanah, cara lihatnya bisa akses di brangkas elektronik," tuturnya.

Nantinya, lanjut Fanani, Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2021 tentang Sertifikat Elektronik dan PMNA No 3 Tahun 1997 akan berlaku secara berdampingan dalam penyelenggaraan pendaftaran tanah.

Baca Juga: Kementerian ATR/BPN dan Mahkamah Agung Selenggarakan Sertifikasi Hakim

Lebih jauh, ia menyebut aset tanah milik Pemkab hingga saat ini yang sudah bersertifikat sebanyak 300 bidang.

"Jumlah aset tanah milik Pemkab 300 yang bersertifikat," ucapnya.

Saat ini, kata Fanani, ATR/BPN tengah menjalankan program Kememterian ATR/BPN, Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Pada awal 2023 (Januari-Juli) program PTSL ini diperuntukkan bagi 2.984 bidang tanah. 

Baca Juga: Target Masa Transisi Kepemerintahan, Wamen ATR dan Waka BPN Apresiasiasi Kinerja Jajaran Pusat

Namun, pada bulan Agustus bertambah menjadi 15.500 bidang. Dalam pengukuran tanah, ia menegaskan soal aturan baru yakni harus ada foto udara dengan pesawat tanpa awak (drone) untuk penetapan lokasi (penlok).

"Dulu begitu dapat target untuk pembutaan sertifikat tanah tinggal ukur, selesai. Sekarang harus ada foto udara dulu dengan pakai drone untuk penlok agar tepat. Biar nggak nabrak tanah orang. Biar klir," paparnya.

Disebutkan pula, apabila dalam pengukuran tanah pakai drone mengalami kendala menentukan batas tanah, maka akan sulit untuk menentukan batas tanah.

Baca Juga: Tingkatkan Konsentrasi Kerja dan Peringati Hantaru, Kementerian ATR/BPN Gelar Lomba Catur

"Kalau batas tanah tak kelihatan, maka akan sulit untuk menentukan luasan tanahnya," pungkasnya. (hud/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Viral! Video Manusia Menikahi Kambing di Gresik, Bupati Mengecam: Jahiliyah!':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO