SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Beberapa hari ini cuaca kembali terasa panas, padahal sebelumnya hujan selalu mengguyur sehingga suhu menjadi sejuk.
Guswanto selaku Deputi Bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membenarkan bahwa terjadi peningkatan suhu pada beberapa hari belakangan ini.
Baca Juga: Khofifah: Tahun Baru Jadi Momentum Refleksi, Waspada Cuaca Ekstrem saat Liburan
"Kondisi tersebut tentunya dipengaruhi oleh kondisi dinamika atmosfer di mana dalam beberapa hari terakhir aktivitas fenomena atmosfer yang cukup berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan," ujar Guswanto.
Aktivitas perubahan atmosfer itu terlihat pada fenomena El Nino dan Dipole atau kondisi naik-turunnya suhu permukaan laut.
"Kondisi El Nino Moderate dan Dipole Mode Positif menunjukkan potensi curah hujan rendah untuk wilayah Indonesia," tuturnya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Surabaya Hari ini Senin, 23 Desember 2024: Jam 4 Sore Diperkirakan Hujan Ringan
Guswanto menjelaskan bahwa potensi curah hujan rendah dilihat dari analisis kondisi iklim global.
"Hasil analisis kondisi iklim global menunjukkan kondisi El Nino Moderat dengan nilai NINO 3.4 sebesar +1.70 dan nilai SOI sebesar -6.0," jelasnya.
"Nilai DMI sebesar +1.21 juga menunjukkan Dipole Mode Positif," lanjutnya.
Baca Juga: Persiapan Nataru, Pj Zanariah Beri Arahan Dalam Rakor Operasi Lilin Semeru 2024 Kota Kediri
Hasil analisis dari Outgoing Longwave Radiation (OLR), Madden Julian Oscillation (MJO) dan aktivitas gelombang ekuator memperlihatkan bahwa curah hujan di Indoensia belum merata.
"Analisis OLR, MJO dan aktivitas gelombang ekuator menunjukkan kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif di Pulau Sumatera bagian utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, NTT, NTB, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua," tutur Guswanto.
Selain itu, curah hujan yang tidak merata juga dilihat dari pantauan daerah konvergensi yang hanya terjadi pada sejumlah wilayah.
Baca Juga: Audiensi dengan BMKG, Pj Guberrnur Adhy: Jatim Mulai Modifikasi Cuaca hingga 22 Desember 2024
"Pantauan daerah konvergensi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan pertumbuhan awan hujan di Laut Natuna, Sumatera bagian utara dan tengah, Kalimantan bagian selatan, Selat Makassar, Sulawesi bagian selatan, Laut Banda, Laut Flores, Laut Arafura, NTT dan Maluku," pungkas Guswanto.
(ans)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News