SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan bahwa sebagian wilayah Bumi akan mengalami gerhana Matahari total pada hari Senin 8 April 2024, tepatnya beberapa hari menjelang Idul Fitri 1445 H.
Gerhana Matahari total akan dimulai dari Samudra Pasifik Selatan dan jika cuaca mendukung, gerhana akan melintasi beberapa wilayah di benua Amerika.
Baca Juga: Instagram Umumkan Transformasi Tampilan Feed di Awal 2025
Gerhana Matahari total pertama kali akan melintas di Pantai Pasifik Meksiko, Amerika Selatan sekitar pukul 11.07 waktu setempat.
Muh. Ma'rufin Sudibyo selaku astronom amatir Indonesia mengatakan bahwa gerhana Matahari total tidak bisa dilihat di Indonesia, baik ditinjau dari zona penumbra maupun umbra.
Ma'rufin mengatakan, pada zona penumbra, yakni daerah yang melihat gerhana Matahari total hanya mencakup Benua Amerika bagian utara dan tengah saja.
Baca Juga: Bisa Online, Simak Cara Cepat dan Mudah Buat SKCK
Selain wilayah Benua Amerika, terdapat juga sebagian kecil Benua Eropa seperti Inggris Raya yang akan mengalami gerhana Matahari total.
Zona umbra lainnya yaitu daerah yang melihat sebagian gerhana Matahari, hanya mencakup wilayah dengan lebar maksimum 200 kilometer.
"Gerhana takkan terlihat di Indonesia karena terjadi saat tengah malam," ujar Ma'rufin.
Baca Juga: Diusir dari Pesawat, Khabib Nurmagomedov Bilang Begini
Perkiraan gerhana Matahari total akan terjadi pada pukul 17.45-18.49 Coordinated Universal Time (UTC) atau pada pukul 00.45-01.49 WIB.
Gerhana Matahari total tidak memberikan dampak langsung bagi Indonesia.
Meskipun demikian, Indonesia bisa saja mengalami dampak tidak langsung dari adanya gerhana Matahari total.
Baca Juga: Tandai Akun Parodi, X Buat Label Khusus
"Dampak tak langsung umumnya terkait dengan pasang surut air laut," jelasnya.
Gerhana terjadi pada saat konjungsi Bulan Matahari, di mana Bulan seakan-akan bertemu dengan Matahari. Akibatnya, resultan gaya tidal mencapai maksimum. Nantinya, kondisi tersebut akan berdampak pada air laut yang akan mengalami pasang maksimum.
Kondisi yang demikian akan semakin berbahaya apabila di daerah tersebut sedang terjadi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dengan intensitas tinggi.
Baca Juga: Innalillahi, Komedian Nurul Qomar Meninggal Dunia
Apabila hal itu terjadi, maka aliran air limpasan ke laut akan terganggu sehingga genangan banjir akan berlangsung lama.
(ans)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News