Bupati Trenggalek Launching TGX Southern Paradise

Bupati Trenggalek Launching TGX Southern Paradise Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin.

TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Bupati , Mochamad Nur Arifin, meluncurkan branding baru untuk daerah yang dipimpin, yakni TGX Southern Paradise. Kegiatan ini berlangsung di Pendopo pada Sabtu (2/3/2024).

Dilansir dari Prokopim , Arifin mengatakan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari perencanaan tata kota ke depan yang ditujukan untuk membangun diferensiasi, dan memperkuat identitas demi menarik keingintahuan orang terkait .

Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut RAPBD 2025 Disahkan Jadi Perda

Dengan demikian, ia ingin membangun citra positif bagi dan membedakan dengan Kabupaten yang lain. Adapun tujuan daripada branding ini ialah untuk menarik wisatawan, investor, dunia usaha, dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Kita ingin buktikan dengan faktor X. Faktor X nya apa? kita bisa berekonomi tanpa harus merusak lingkungan. Makanya logonya kita explore dari kekayaan kita. Ada bukit, kemudian ruang-ruang hijau kita. Kita punya sungai, kita punya ruang ruang seperti laut yang bisa dinikmati tanpa harus di rusak. jadi ini beberapa pesannya," paparnya.

Dijelaskan, branding baru ini harus diaktivasi dengan beberapa event dan juga festival. Adapun warna-warna merah dan hijau merupakan warna dominan di lambang daerah, hijau melambangkan ketangguhan dan kemakmuran, sedangkan merah yang letaknya di pita yang bertuliskan Jwalita Praja Karana artinya bersinar karena rakyatnya.

Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut Anggaran Pembangunan Jalan 2025 Bertambah dari 80 Jadi 90 Miliar

"Jadi TGX ini kita kasih warna merah itu harapannya harus punya faktor X yang kemudian mengungkit maju. Faktor X-nya kita pilih, ekonomi yang lestari, ekonomi yang regeneratif. Kemudian fungsinya apa? faktor X selanjutnya, harus benar-benar bersinar karena rakyat," urai Arifin.

"Jadi usahanya bukan hanya Top Down, tetapi harapannya juga gotong royong semua pihak. Seperti contoh di Desa Wisata Watu Agung, di Pandean Dongko, ddu awalnya konservasi sungai. Kemudian naik statusnya dari konservasi sungai menjadi desa wisata," imbuhnya.

Disebutkan, desa wisata kemudian ter-Rekognisi atau diakui, sebagai 50 desa wisata terbaik se-Indonesia. Di dalamnya ada cerita dan ceritanya bisa dijual, "Dijual jadi apa? jadi film yang filmnya belum ada 1 bulan tayang, "Sinden Gaib" yang nonton udah 500 ribu lebih."

Baca Juga: Komisi III DPRD Trenggalek Bersama Dinas PKPLH dan PUPR Bahas RKA 2025

"Nah sekarang bagaimana kesuksesan di film itu turun di lapangan. Terus kita kasih ide, nggak apa-apa ada event atau paket wisata Sinden Gaib. Kita mereproduksi semua adegan adegan di film," katanya.

"Karena semua adegan-adegan di film itu diambil di . Jadi tidak susah untuk melakukan adegan tarian Turonggo Yakso di atas batu, misalnya atau kemudian melakukan foto shut video section dengan video section Nenek Sarinten dan sebagainya. Semua itu bisa jadi paket wisata yang nanti juga bisa tenar," pungkasnya. (adv/man/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sakit Hati Gara-Gara Diselingkuhi Istri, Rumah ini Dihancurkan Suami':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO