KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pj. Wali Kota Kediri Zanariah memberikan arahan dalam Workshop Update Tatalaksana Tuberkulosis (TBC) Sensitif Obat (SO) dan TBC Resisten Obat (RO) bagi tenaga kesehatan di Kota Kediri. Acara itu diselenggarakan di sebuah hotel di Kota Kediri, Senin (29/4/2024).
Workshop ini diisi oleh narasumber Prof. Dr. Soedarsono, dr. Sp.P(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Hangtuah Surabaya dan dr. Retno Asih Setyaningrum, dr. Sp.A (K) dari RSUD Dr. Soetomo, serta dr. Palmalina Anggita dari RS Muhammadiyah Kota Kediri.
Baca Juga: Jadikan Lahan Lebih Produktif, Pj Wali Kota Kediri Resmikan Bumi Perkemahan Maskumambang
Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan serius. Terlebih Indonesia menjadi peringkat 2 sebagai negara dengan beban TBC tertinggi di dunia. Di Kota Kediri, Zanariah menjelaskan ada 1.380 kasus TBC Sensitif Obat dan 40 TBC Resisten Obat, menurut data dinas kesehatan.
"Angka kasus tersebut termasuk yang tertinggi selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Ini disebabkan oleh pengobatan yang tidak konsisten, sehingga bakteri penyebab TBC Mycobacterium Tuberculosis menjadi kebal terhadap obat-obatan," ucapnya.
Zanariah menambahkan bahwa sejauh ini tantangan dalam penanganan tuberkulosis adalah tingginya angka putus pengobatan.
Baca Juga: Amankan Nataru, Polres Kediri Kota Terjunkan Ratusan Personel
Hal itu dikarenakan beberapa hal, terutama adanya durasi pengobatan yang cukup lama, yaitu minimal enam bulan. Selain itu adanya efek samping obat, kesulitan akses, masalah ekonomi, dan juga stigma negatif. Upaya pemberantasan tuberkulosis terus dilakukan pemerintah.
Pj Wali Kota Kediri mengingatkan agar setiap fasilitas kesehatan yang menemukan kasus tuberkulosis wajib melaporkan ke dinas kesehatan dan mencatat di sistem informasi tuberkulosis.
"Maka dari itu, seluruh tenaga kesehatan untuk saling bersinergi mencapai target eliminasi TBC tahun 2030. Karena tenaga kesehatan merupakan ujung tombak dalam penanganan tuberkulosis ini," tambahnya.
Baca Juga: Persiapan Nataru, Pj Zanariah Beri Arahan Dalam Rakor Operasi Lilin Semeru 2024 Kota Kediri
Ia berharap adanya workshop ini, para tenaga kesehatan bisa memahami update penanganan program TBC yang berubah begitu cepat. Selain itu bisa meningkatkan kompetensi sumber daya tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan program TBC di seluruh fasilitas kesehatan di Kota Kediri.
"Semoga dengan ikhtiar ini, kasus TBC di Kota Kediri semakin berkurang, sehingga derajat kesehatan masyarakat juga terus meningkat," tutupnya.
Turut hadir dalam acara ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Muhammad Fajri, dan peserta workshop yakni kepala puskesmas se-Kota Kediri, dokter spesialis, dokter umum, perawat, bidan, apoteker dan farmasi. (uji/rev)
Baca Juga: Songsong Tahun 2025, RSUD Gambiran Kota Kediri Komitmen Berikan Pelayanan Kesehatan yang Terbaik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News