BLITAR, BANGSAONLINE.com - Calon Gubernur Jatim Terpilih, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan bahwa Jatim memiliki potensi besar dalam pengembangan tanaman durian sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disampaikan saat meninjau Republik Durian Farm di Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jumat (27/12/2024).
Menurut Khofifah, khususnya jenis durian Musang King dan Black Thorn, memiliki peluang ekspor untuk memenuhi permintaan pasar di Tiongkok. Hanya saja, saat ini delapan puluh persen kita masih import untuk jenis durian tersebut.
Baca Juga: 17 Juta Orang Bakal Ramaikan Libur di Nataru Jatim, Pemprov Siagakan 36 PSC dan Ratusan Fasyankes
Khofifah menceritakan, beberapa waktu lalu ia sempat mengunggah foto dan video sedang membuka durian Black Thorn di medsos, unggahan tersebut mendapat sambutan positif warganet, termasuk dari Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia.
“Dubes Tiongkok merespons positif, mereka menyampaikan minat untuk mengimpor durian dari Indonesia. Deputi Komersial dan Perdagangan Kedutaan Tiongkok bahkan langsung menanyakan tentang produk durian Black Thorn dan Musang King yang dikembangkan di Jawa Timur,” ungkapnya.
Durian Black Thorn yang dibudidayakan di Republik Durian Farm memiliki ciri khas yang berbeda dengan durian pada umumnya. Kulit durian Black Thorn berwarna hijau dengan duri berwarna hitam di ujungnya, serta pola bergambar bintang yang mencolok. Daging buahnya berwarna oranye dengan rasa yang manis dan legit.
Baca Juga: Usai Viral di TikTok Milik Khofifah, Durian Black Thorn Blitar Mulai Dilirik Pasar Luar Negeri
“Saya ini durian lover. Hampir semua jenis durian sudah saya coba, dan durian Black Thorn ini menurut saya adalah yang terbaik, bahkan lebih enak dibandingkan Musang King,” ucap Khofifah.
Untuk memenuhi pasar ekspor, menurut Khofifah, produk durian harus memenuhi tiga faktor penting yaitu kuantitas, kualitas, dan kontinyuitas.
“Saya yakin, durian premium seperti Black Thorn dan Musang King sangat berpotensi untuk masuk pasar ekspor. Maka dalam kunjungan ini, kami ingin memastikan bahwa kualitas dan kuantitas produk durian di sini saat peak season sampai seberapa,” ungkapnya.
Baca Juga: Tinjau Banjir di Waru, Khofifah Beri Solusi dan Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak
Khofifah juga mengatakan, bahwa di masa depan, pengembangan durian premium di Jatim akan semakin diperluas. Ia berencana memanfaatkan lahan idle dan perhutanan sosial untuk meningkatkan luas penanaman durian.
“Karena peluang bisnisnya sangat menjanjikan. Satu hektar kebun durian dengan 100 pohon bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp 2 miliar dalam waktu empat sampai lima tahun,” jelas Khofifah mengutip penjelasan Anna Luthfi pemilik farm durian.
Karena itu, Khofifah optimistis bahwa sektor ini dapat berkembang pesat jika melibatkan lebih banyak pihak, seperti lembaga pengelola hutan desa (LMDH) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Baca Juga: Khofifah Diskusi dengan Pengusaha Muda Lumajang, Bahas Pengembangan Agrobisnis hingga Pendidikan
“Kita bisa mengembangkan ini lebih masif, misalnya dengan menggandeng LMDH dan juga BUMDes. Satu desa dengan satu hektar kebun, empat sampai lima tahun bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp 2 miliar,” terang Khofifah.
Sedangkan menurut Anna Luthfie, durian Black Thorn yang dikembangkan di Blitar kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan durian Black Thorn Malaysia. Faktor tanah yang subur dan iklim yang mendukung menjadi alasan utama mengapa durian Blitar memiliki rasa yang lebih unggul.
“Blitar, Tulungagung, Kediri, dan seluruh Jawa Timur memiliki potensi besar untuk budidaya durian premium,” katanya. (dev/msn)
Baca Juga: Viral di TikTok Gubernur Khofifah, ini Lokasi Perkebunan Durian Black Thorn di Blitar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News