BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi 4 Meter saat Libur Nataru 2025/2026

BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi 4 Meter saat Libur Nataru 2025/2026 Ilustrasi. Foto: Ist

BANGSAONLINE.com - BMKG menebitkan peringatan dini potensi gelombang tinggi hingga 4 meter di sejumlah wilayah perairan Indonesia pada periode 25-28 Desember 2025. Fenomena ini dipengaruhi oleh Siklon Tropis GRANT yang aktif di Samudra Hindia selatan Bengkulu.

BMKG menyebut peringatan ini perlu menjadi perhatian di tengah meningkatnya aktivitas pelayaran dan mobilitas masyarakat selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Siklon GRANT memiliki tekanan minimum 996 hPa dan memicu peningkatan kecepatan angin yang berdampak pada pembentukan gelombang tinggi.

Secara umum, pola angin di wilayah utara Indonesia bergerak dari timur laut hingga timur dengan kecepatan 6-20 knot. Sementara di wilayah selatan, angin dominan bergerak dari barat hingga barat laut dengan kecepatan lebih tinggi, yakni 6-30 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia barat Mentawai hingga Lampung, Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT, Laut Jawa bagian barat, serta Laut Arafuru bagian tengah.

BMKG memprakirakan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter berpotensi terjadi di Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia barat Aceh, Kepulauan Nias, Lampung, Samudra Hindia selatan Banten, Jawa Barat, hingga DIY. Kondisi serupa juga berpeluang terjadi di Selat Karimata bagian utara, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Flores, Laut Maluku, Samudra Pasifik utara Maluku hingga Papua, serta Laut Arafuru.

Adapun gelombang lebih tinggi, 2,5-4 meter, diperkirakan melanda Laut Natuna Utara, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia barat Bengkulu, serta Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT. Wilayah ini dikenal sebagai jalur pelayaran dan penangkapan ikan sehingga memerlukan kewaspadaan ekstra.

BMKG menegaskan kondisi gelombang tinggi berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Perahu nelayan berpotensi terganggu saat angin mencapai 15 knot dengan gelombang 1,25 meter. 

Kapal tongkang berisiko pada angin 16 knot dengan gelombang 1,5 meter, sementara kapal ferry berisiko tinggi pada angin 21 knot dengan gelombang 2,5 meter.

“Oleh karena itu, operator kapal diimbau menyesuaikan jadwal pelayaran dengan kondisi cuaca terkini. Nelayan dan pelaku aktivitas maritim juga diminta mempertimbangkan kembali rencana pelayaran selama periode peringatan dini berlangsung,” tulis BMKG yang dikutip pada hari ini, Kamis (25/12/2025).

BMKG juga mengingatkan masyarakat pesisir agar mewaspadai potensi abrasi pantai serta bahaya aktivitas di wilayah pesisir. Pengguna jasa penyeberangan diminta terus memantau informasi cuaca maritim terbaru melalui kanal resmi BMKG, baik situs web, media sosial, maupun aplikasi cuaca. (rom)