DUSHANBE, BANGSAONLINE.com - Maraknya paham radikal menjadi atensi khusus dari Pemerintah Tajikistan, sebuah negara pecahan dari eks Uni Soviet. Lalu apa yang dilakukan untuk meredam berkembangnya paham ekstrem tersebut?
Ternyata, Tajikistan punya cara sendiri yang tidak lazim agar doktrin ekstremisme tidak menyebar luas di wilayahnya. Yakni, memaksa pria-pria Tajikistan yang punya jenggot panjang dan tak rapih untuk dicukur.
Baca Juga: Mengapa Jupiter Punya Cincin, Sedangkan Bumi Tidak? Ini Penjelasannya
Saat kebijakan ini diterapkan, hampir sebanyak 13 ribu pria di negara ini yang dicukur jenggotnya oleh petugas kepolisian setempat.
Walau tanpa alasan jelas, Kepolisian Tajikistan yakin cara ini ampuh memberengus paham radikal yang berpotensi kuat jika dibiarkan akan berkembang jadi tindakan terorisme.
"Kampanye ini sukses," ucap Kepala Polisi Daerah Khalton, Bahrom Sharifzoda seperti dikutip dari Time, Kamis (21/1/2016). "Sebanyak 12.818 pria dengan janggut yang tidak rapi sudah kami tindak dengan tindakan ini," tegas dia.
Baca Juga: Polda Jatim Kolaborasi dengan Ponpes Wali Barokah Bentengi Santri dari Pengaruh Radikalisme
Selain itu, Pemerintah Tajikistan juga sudah menutup lebih dari 150 toko yang menjual hijab. Meski demikian, para wanita Muslim di Tajikistan menegaskan mereka tidak takut untuk mengenakan pakaian sesuai dengan syariah.
Tajikistan merupakan negara kecil di Asia Tengah. Negara ini berdiri seiring hancurnya Uni Soviet. Sebagian besar warga Tajikistan memeluk Islam. Tetapi negara ini tak mau disebut negara agama mereka selalu mendengungkan bahwa Tajikistan adalah negara sekuler. (time/lpe)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News