Jokowi Akui Wacana Menteri Tak Rangkap Ketua Parpol Ditentang

Jokowi Akui Wacana Menteri Tak Rangkap Ketua Parpol Ditentang Jokowi dan Mega dalam suatu acara. Foto: indopos.com

JAKARTA(BangsaOnline)Calon Presiden terpilih Joko Widodo atau sering disapa akan menerapkan aturan yang mewajibkan menteri kabinetnya untuk melepaskan jabatan struktural partainya.

Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik

Namun mengakui bahwa aturan itu banyak yang tak setuju dan ditentang banyak oleh pihak internal koalisi.
“Ya saya dengar begitu (tarik-menarik). Tapi saya belum ketemu sih, jadi belum bisa komentar,” kata di Balaikota Jakarta, kemarin (18/8).

Pria yang masih menjabat Gubernur DKI Jakarta tersebut menjelaskan, untuk mewujudkan rencananya itu, dirinya akan menggelar pertemuan dengan para ketua umum dan elite partai koalisi,” katanya.

Elite parpol yang akan diajak diskusi itu tentu saja adalah petinggi PDIP, Partai Nasdem, PKB, Partai Hanura, dan PKPI. “Nanti kalau saya sudah berkumpul, bertemu para ketua partai, baru akan lebih jelas,” kata .

Beberapa waktu lalu, Muhaimin Iskandar mengatakan perannya sebagai Ketua Umum PKB tak mempengaruhi tugasnya sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans).

Karenanya, ia kurang sependapat dengan ide yang meminta menteri melepas jabatan pengurus partai.

“Saya ketua umum full waktu saya 100 persen untuk menteri. Saya di PKB kan hanya pidato, pulang lagi, nggak ngurus. Karena sudah ada Waketum, Sekjen. Soal konsentrasi aja,” ujar Muhaimin usai bertemu dengan di Rumah Transisi, Rabu 13 Agustus malam lalu.

Pernyataan Muhaimin tersebut diterjemahkan beberapa pengamat bahwa Muhaimin menolak wacana tersebut. "Sejak awal kan sudah terbangun komitmen koalisi tanpa syarat. Jadi semuanya harus ikut mendukung apapun yang diinginkan oleh sang presiden terpilih, bahwa menteri tak boleh rangkap jabatan," kata pengamat politik Universitas Indonesia Boni Hargens pekan lalu (15/8).

Boni termasuk pengamat paling ngotot dalam mendukung wacana tak rangkap jabatan menteri . Sedemikian ngototnya sampai masuk ke area internal PKB secara vulgar.

"Pendapat Muhaimin yang menentang prinsip melarang menteri menjadi pengurus struktural partai saya nilai bukan pendapat PKB sebagai institusi partai. Banyak orang bagus di PKB yang berharap dan berjuang untuk masa depan partai dan bangsa," terang Boni.

Pendapat Boni tersebut tentu saja dianggap sok tahu oleh para kader PKB. Wakil Sekjen DPP PKB Daniel Johan bahkan menilai saat ini ada upaya sistematis untuk memecah belah Joko Widodo () dari kekuatan dan gerbong politiknya. Gerakan tersebut dilakukan sebagian elite politik dan beberapa kelompok kepentingan.

”Upaya pecah belah tersebut sedang berlangsung dengan membuat disharmoni kekuatan pendukung. Upaya pecah belah itu dilakukan sebagian elite politik dan kelompok kepentingan,” beber Daniel, Senin (18/8) di Jakarta.

Dia menambahkan, elite politik yang dimaksudnya antara lain adalah orang-orang yang sesungguhnya diminta untuk melakukan konsolidasi kekuatan perubahan dan program kerja . ”Namun mereka bukannya merumuskan program yang solutif dan memperkuat gerbong , justru mereka membuat suasana menjadi kisruh dan tidak kondusif,” kata Daniel lagi.

Daniel menduga ada upaya menjauhkan dari para pendukungnya selama ini termasuk upaya sistematis memecah belah dengan PKB, salah satunya seorang pengamat politik yang selalu saja statementnya menyudutkan PKB dan berupaya menjauhkan PKB dari .

Alasannya, kalau sekarang ini ada upaya memecah belah PKB dengan , maka bukan mustahil kedepannya satu per satu kekuatan politik akan terlucuti. ”Upaya ini sampai satu titik presiden terpilih akan kehilangan dan terlepas dari pendukungnya yang memiliki kekuatan politik secara nyata di dalam sistem demokrasi kita,” ungkap Daniel.

Upaya pecah belah tersebut sama saja untuk memperlemah . Tujuan akhirnya ingin mengendalikan meskipun mereka tidak memiliki kekuatan politik konkret yang mampu mengawal agenda dan cita-cita politik dalam membawa perubahan fundamental untuk rakyat yang lebih sejahtera.

”Kami benar-benar harus mewaspadai upaya-upaya yang sedang berlangsung ini, karena akan memberatkan ke depan,” tukasnya.

PKB sebagai partai pengusung tidak mau melihat cita-cita politik, maupun visi dan misi terhambat. Selaras dengan PKB yang benar-benar ingin mengawal baik di parlemen maupun pemerintahan, dan ingin melihat sukses sebagai presiden serta mampu membawa perubahan besar untuk rakyat dan negara. 

Baca Juga: Vinanda-Gus Qowim dapat Pesan Peningkatan Industri Pariwisata dari Jokowi

Sumber: JPNN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Presiden Jokowi Unboxing Sirkuit Mandalika, Ini Motor yang Dipakai':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO