Peristiwa ini terjadi saat Presiden Soeharto berkuasa. Soeharto marah kepada KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) karena vokal dan sering mengeritik pemerintah. Karena itu, semua aparat kemanan disiagakan agar Gus Dur dicekal. Soeharto bahkan berusaha agar Gus Dur tak terpilih lagi sebagai Ketua Umum PBNU saat Mukamar NU di Cipasung 1994. Tapi gagal, meski Soeharto mengutus seorang jenderal asal Madura.
Nah, Gus Dur diundang jadi pembicara oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Jawa Timur. Aparat keamanan langsung kalang kabut. Dari Jakarta ada perintah agar acara itu dibubarkan. Intinya, jangan sampai Gus Dur tampil sebagai pembicara di depan massa.
Saat Gus Dur berceramah, aparat langsung menginterogasi panitia di lokasi acara.
“Siapa yang ceramah itu,” tanya aparat itu dengan nada garang.
“Kiai Abdurrahman Wahid,” jawab aktivis PMII itu.
“Oo.. Kiai Abdurrahman Wahid,” kata aparat itu heran. Ia langsung memandang anak buahnya yang selalu siaga di dekatnya.