Gubernur Khofifah Siap Gelar 'Karpet Merah' dan 'Karpet Hijau' demi Pertumbuhan Ekonomi Jatim

Gubernur Khofifah Siap Gelar Gubernur Khofifah saat paparan dalam Simposium Arah Bauran Kebijakan Bank Indonesia Dalam Menjaga Momentum Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi dan Pelantikan Pengurus ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur Periode 2019-2022 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (18/10/2019). foto: istimewa/ BANGSAONLINE.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Indar Parawansa menerapkan kebijakan yang seimbang demi memajukan investasi dan mendorong pertumbuhan di Jawa Timur. bahkan siap menggelar lebar 'karpet merah' dan 'karpet hijau' agar di Jawa Timur terus tumbuh berkualitas dan inklusif.

Karpet merah yang dimaksud adalah membuka lebar untuk investasi baik PMA maupun PMDN, namun di sisi lain juga membuka lebar karpet hijau dengan mendorong berkembangnya pelaku koperasi, UKM dan IKM di Jawa Timur.

Baca Juga: Resmikan Gedung Sekber PHDI, Pj Gubernur Jatim Ajak Umat Hindu Jaga Kondisivitas Pilkada

Paparan itu disampaikan Gubernur dalam Simposium Arah Bauran Kebijakan Bank Indonesia Dalam Menjaga Momentum Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi dan Pelantikan Pengurus ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur Periode 2019-2022 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (18/10/2019).

"Kita ingin buka lebar karpet merah yang artinya ini outward looking yaitu kita memberikan ruang untuk investor baik PMA maupun PMDN . Tapi kita juga buka lebar karpet hijau yang berarti inward looking, yaitu memberikan ruang untuk koperasi, UKM dan IKM kita agar terus berkembang," kata .

Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%

Berdasarkan data pertumbuhan Jatim pada semester 1 tahun 2019 c to c mencapai 5,64 persen sementara Y on Y mencapai 5,72 persen. Angka ini lebih tinggi dari angka pertumbuhan nasional semester 1 tahun 2019 yang angkanya mencapai 5,05 persen.

Jika dilihat dari sisi pengeluaran struktur PDRB di periode tersebut, kontribusi terbesar di Jawa Timur masih didominasi oleh sektor konsumsi rumah tangga. Yaitu sebesar 59,82 persen dengan pertumbuhan sebesar 4,88 persen.

Sehingga, menurut dia, pemerintah tidak bisa hanya membuka dan memberikan peluang lebar untuk investor namun tetap harus memberikan dukungan dan dorongan agar UKM dan IKM tetap hidup dan berkembang. Oleh karenanya program KUR menjadi signifikan untuk mendorong pertumbuhan melalui koperasi, UKM dan IKM.

Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024

"Kita butuh keseimbangan antara peran investor dan pelaku UKM dan IKM. Karena 4,88 persen pertumbuhan kita dari konsumsi rumah tangga, maka sektor UKM IKM itu harus mendapatkan ruang, baik permodalan, pendampingan, akses pasar maupun proteksi regulasi yang dibutuhkan. Misalnya untuk petani garam, nelayan, dan sektor yang lainnya, kita ingin mereka dapat karpet hijau ini," kata .

Sinkronisasi regulasi dibutuhkan agar bisa memberikan ruang gerak dan proteksi bagi pelaku UKM dan IKM. Sebab regulasi yang sinkron akan menjawab kebutuhan dan menghilangkan kendala yang menghambat berkembangnya UKM dan IKM.

Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo

"Regulasi yang nyambung dengan pemenuhan kebutuhan pelaku UKM dan IKM ini menjadi sangat penting. Kalau UKM IKM jalan, daya beli masyarakat juga meningkat sehingga pondasi peran kita makin kuat," kata .

mengatakan, pemberian akses kepada UKM dan IKM salah satunya dilakukan dengan memudahkan penyaluran akses modal melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pemberian KUR kepada pelaku UKM dan IKM ini diharapkan lebih murah, cepat cair dan mudah diakses.

"Kita ingin KUR bisa lebih luas diakses oleh pelaku UKM dan IKM. Maka Bank Pemerintah Daerah (BPD) Jatim termasuk yang saya minta agar Non Performing Loan (NPL)-nya secara signifikan bisa ditekan. Kami ingin BPD Jatim bisa menjadi implementor KUR," kata .

Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman

Dikatakan mantan Menteri Sosial ini, sudah beberapa tahun belakangan BPD Jatim tidak bisa menjadi implementor KUR lantaran NPL nya terlalu tinggi. Dalam dua kali RUPS, sudah menekankan agar NPL BPD Jatim bisa ditekan sehingga bisa kembali menyalurkan KUR. Sebagaimana diketahui, bank bisa menyalurkan KUR jika NPL nya di bawah lima persen.

Dalam kesempatan yang juga dilakukan pelantikan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya ini, juga meminta ISEI memberikan dukungan terhadap berbagai program yang saat ini terus dilakukan terutama dalam hal pengentasan kemiskinan, penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), menaikkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), termasuk menyukseskan program One Pesantren One Product (OPOP).

Sementara itu, usai melantik pengurus ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur Periode 2019-2022, Gubernur BI selaku Ketua Umum Pengurus Pusat ISEI, Perry Warjiyo mengatakan, bauran kebijakan Bank Indonesia 2019 dilakukan untuk memperkuat stabilitas makro dan sistem keuangan serta turut mendorong momentum pertumbuhan .

Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN

Untuk melakukan stabilitas dan pertumbuhan maka dilakukan kebijakan moneter. Sedangkan untuk mendorong momentum pertumbuhan maka dilakukan kebijakan makro prudensial, kebijakan sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan dan keuangan syariah.

"Ada lima tantangan yang harus kita hadapi ke depan. Yang pertama adalah global, kedua arus permodalan, ketiga adalah fintech dan unbundling financial service serta perubahan perilaku agen . Kalau kita perhatikan saat ini pinjaman bukan lagi diberikan oleh bank tapi juga fintech. Dalam lima tahun ini naik sangat tajam," katanya.

Menurutnya dalam menghadapi hal ini sektor perbankan tidak boleh tidak tanggap. Melainkan harus terus berinovasi dalam mengeluarkan produk berbasis dan keuangan digital.

Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman

Terkait pelantikan pengurus ISEI cabang Surabaya Koordinator Jatim ini, menurutnya dibutuhkan sinergitas yang kuat serta guyub rukun baik dari tingkat pusat hingga daerah. Dirinya pun mengapresiasi kepengurusan ISEI cabang Surabaya yang memenuhi unsur Akademisi, Birokrat dan Government (ABG).

"ABG yang optimal sebagai tulang punggung penguatan sinergi antara ISEI dan pengampu kebijakan di pusat dan daerah. Situasi global yang tidak ramah memberikan tantangan yang semakin berat pada peran domestik. Oleh karena itu sinergi, sinergi dan sinergi adalah kuncinya," katanya.

Sebelumnya, Ketua ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur, Eko Purwanto mengatakan pergantian kepengurusan ISEI ini sebagai proses regenerasi penyegaran organisasi yang diharapkan berdampak terhadap kontribusi ISEI dalam pengembangan daerah khususnya Surabaya dan Jatim. Untuk itu dibutuhkan kerjasama dan sinergi dengan berbagai pihak baik dari kalangan akademisi, bisnis dan pemerintah.

Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024

Susunan pengurus inti ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur Periode 2019-2022 yakni Ketua Eko Purwanto, Wakil Ketua Rudi Purwono, Sekretaris Umum Soni Harsono dan Wakil Sekretaris I Budiono, Wakil Ketua II Aries Agung Paewai dan Wakil Ketua III Herizon. Kemudian Bendahara Umum Saiful Anwar dan Wakil Bendahara Anggraeni. Serta beberapa bidang yakni Ketua Bidang Pengembangan Organisasi Sautma Ronni B., Ketua Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Pendanaan Ferdian Timur Satyagraha, Ketua Bidang Kerjasama dan Hubungan Masyarakat Harmanta serta Ketua Bidang Publikasi, Jurnal dan Riset Bambang Budiarto. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'SNG Cargo: Warna Baru Industri Logistik di Indonesia':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO