Arumi Emil Dardak Sebut Dekranasda Jatim Jadi Support System MJC

Arumi Emil Dardak Sebut Dekranasda Jatim Jadi Support System MJC Ketua Dekranasda Jatim Arumi Emil Dardak sebagai salah satu panelis Archipelagic and Island States Startup & Business Summit (AIS SBS) 2019, menyampaikan materinya dalam tema "Empowering the locals: Community based tourism" di hadapan 41 delegasi negara kepulauan. foto: ist

MANADO, BANGSAONLINE.com - Archipelagic and Island State (AIS) Forum 2019 merupakan salah satu forum yang mendukung berbagai upaya pemerintah dalam memperkuat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di negara-negara kepulauan. 

Forum ini mendiskusikan segala sesuatu yang menjadi masalah para pemangku kebijakan, dan juga memperluas kerja sama di segala sektor salah satunya UMKM di negara-negara kepulauan. AIS Forum 2019 diselenggarakan di Kawasan Pohon Kasih, Kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis (31/10).

Baca Juga: Didampingi Arumi, Cawagub Emil Dardak Blusukan ke Pasar Menganti Gresik

Bagi Jatim, hal yang membanggakan, Jatim adalah mengirimkan wakilnya yaitu Ketua Prov. Jatim, sebagai salah satu panelisnya. AIS forum 2019 dihadiri delegasi dari 41 negara kepulauan di seluruh penjuru dunia.

Pada kesempatan tersebut, Arumi sapaan akrabnya menyoroti peran Prov. Jatim sebagai Support System Millenial Job Center (MJC). MJC adalah program prioritas Jatim yang tertuang pada Nawa Bhakti Satya khususnya Bhakti 3 (Jatim Kerja). 

MJC ditujukan kepada dunia kampus, dan generasi millenial, guna menghadapi tantangan era revolusi industri 4.0. MJC akan menjadi tempat mencetak tenaga freelance profesional, dan memfasilitasi start up yang ingin lebih maju, sehingga siap bersaing di era 4.0.

Baca Juga: KFBF 2024, Ketua Dekranasda Kediri Berharap IKM Termotivasi Berekspansi Lebih Luas

" di dalamnya akan memberikan support seperti menyediakan mentor-mentor bagi MJC yang sudah berpengalaman di bidangnya. Misalnya, perajin binaan Jatim yang dirasa sudah menguasai dan ahli di bidangnya akan disodorkan untuk memberikan pelatihan kepada generasi yang ingin mengembangkan kompetensinya," ungkapnya.

Dengan demikian, lanjutnya, akan tercipta perajin-perajin baru yang berkompeten karena telah berguru pada mentor yang tepat dan ahli di bidangnya. Tentunya juga dibekali dengan pakem yang berlaku selama ini. Jatim secara tidak langsung juga bertanggung jawab dalam regenerasi perajin. Sehingga dengan adanya MJC seirama dengan program Prov. Jatim.

"Peserta MJC akan dilatih oleh mentor yang profesional, dan kemudian akan didampingi sampai mendapatkan order dari klien. Prov. Jatim bersama MJC tidak akan langsung melepas para peserta tapi terus mengawasi dan memberikan panduan," ujarnya.

Baca Juga: Dorong UKM dan IKM, Gus Ipul dan Istri Resmikan Galeri Dekranasda di Alun-Alun Kota Pasuruan

Keberhasilan MJC tidak lepas dari peran mentor. Mencari mentor yang tepat sangat sulit. Arumi mencontohkan, tidak semua media creator itu sudah ada sekolahnya. Dengan demikian, dicari mentor yang harus memiliki pengalaman. Selain itu, juga harus dilakukan pemilihan mentor yang selektif sesuai kualifikasi.

"Nantinya diharapkan para talent akan memiliki project seperti yang selama ini diperoleh mentor," imbuhnya.

Dirinya menambahkan, dengan semakin banyaknya talent yang dilahirkan MJC, semakin hari akan bertambah kemampuannya, dan tentunya diimbangi dengan project yang dikerjakan. Project seperti itu, baik kecil maupun besar harus dimasukkan ke dalam portfolio, sehingga klien yang akan menggunakan jasa bisa melihat dari portfolio tersebut yang ada di MJC. Klien akan melihat kualitas talent, model jasanya, dan harga yang fair bagi kedua belah pihak.

Baca Juga: Festival Kresnayana Tampil di Taman Budaya Jatim, Bupati Rini Berharap dapat Kenalkan Potensi Blitar

"Semakin banyak portfolio maka tarif jasanya akan semakin mahal, karena ukurannya adalah pengalaman dalam mengerjakan projek," tambahnya. (mdr/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO