KOTA SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyakarat menjaga dan memelihara ekosistem sungai, khususnya sungai yang ada di Jawa Timur. Menurutnya, persoalan utama sungai adalah pencemaran akibat sampah dan limbah serta pendangkalan. Tidak sedikit masyarakat yang menganggap sungai layaknya tempat pembuangan sampah.
"Banyak dampak negatif jika ekosistem di sungai rusak. Jangan anggap sepele akibatnya. Mulai dari punahnya biota sungai sampai banjir. Saya minta agar tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah disungai," ungkap Khofifah saat menghadiri Festival Perahu Nusantara yang digelar Pangdam V Brawijaya di Taman Prestasi Sungai Kalimas Surabaya, Minggu (22/12) pagi.
Baca Juga: HUT Ke-79 TNI di Surabaya, Pangkoarmada II: Transformasi TNI Menuju Kekuatan Pertahanan Modern
"Hari ini Pekerjaan Rumah kita adalah Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo. Menjaga kebersihan dua sungai tersebut bukan perkara mudah, mengingat variabel-variabelnya begitu kompleks," tambah dia.
Khofifah mengatakan, butuh kesadaran semua pihak akan pentingnya memperbaiki ekosistem sungai. Saat ini, masyarakat cenderung berpikir jika membuang sampah di sungai adalah cara paling efektif dan praktis untuk mengatasi masalah sampah. Namun di luar itu, justru hal tersebut berakibat fatal dan mengancam keberlangsungan ekosistem sungai dan laut.
Baca Juga: TNI, Polri, dan Pemkot Batu Tanam Ribuan Pohon di Coban Talun
"Kalau Daerah Aliran Sungai (DAS) tidak lagi mampu menyerap atau menampung curah hujan, maka bersiaplah dengan ancaman kekeringan, banjir, dan tanah longsor. Kalau pencemaran sungai semakin parah, maka kita pun harus bersiap kehilangan sumber air minum. Saya yakin kita semua tidak ingin ini terjadi," bebernya.
Melalui pelaksanaan Festival Perahu Nusantara ini, Khofifah berharap masyarakat bisa menyadari arti pentingnya kelesetarian sungai untuk keberlangsungan hidup. Khofifah mengungkapkan, menjaga ekosistem sungai hendaknya bisa menjadi budaya yang harus terus dibiasakan oleh setiap individu masyarakat.
Untuk diketahui, Festival Perahu Nusantara ini digelar dalam rangka peringatan Hari Juang TNI AD dan HUT Ke-71 Kodam V Brawijaya. Sedikitnya 45 perahu hias mengikuti konvoi bertemakan kerajaan dari seluruh nusantara yang merupakan simbol kejayaan maritim Indonesia masa lalu. Tak hanya kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri di tanah Jawa seperti Majapahit, Mataram, dan Banten, namun berbagai Kerajaan besar yang pernah berdiri di wilayah lain Nusantara seperti Sriwijaya, Kutai, Bugis, Ternate, Gowa, hingga Kerajaan Malaka.
Baca Juga: Apel Pasukan Pengamanan Pemilu 2024, Gubernur Khofifah Tekankan Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi
Selain puluhan perahu hias, festival juga diramaikan dengan ribuan peserta gowes sepeda hias yang berasal dari puluhan komunitas se-Jawa Timur. Serta puluhan mobil Jeep Willys yang bersiap untuk melakukan konvoy dari Taman Prestasi Surabaya hingga ke Lapangan Kodam V Brawijaya.
Sebagai rangkaian dalam Hari Juang TNI AD, Gubernur Khofifah yang didampingi Pangdam V Brawijaya, Wisnoe Prasetja Boedi tersebut juga mengingatkan akan pentingnya nilai-nilai perjuangan yang harus tertanam pada diri setiap masyarakat.
"Hidup memerlukan perjuangan. Setiap perjuangan butuh pengorbanan. Dan setiap pengorbanan besarlah pahalanya," ujarnya.
Baca Juga: Jenazah Kiai Roziqi Disalatkan di Masjid Akbar, Khofifah 3 Kali Minta Kesaksian Jemaah
Sementara itu, sebagai bentuk kerja sama antara Pemprov Jatim dan Kodam V Brawijaya, telah dilakukan renovasi rumah tinggal layak huni (Rutilahu) sebanyak 20.000 unit di berbagai wilayah di Jawa Timur selama 2019 ini. Kerjasama ini merupakan upaya bersama untuk mewujudkan Jawa Timur yang sejahtera, sehat dan harmoni. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News