​Ketua MUI Jatim: Saya Pimpin Doa di Istana, Ditegur Kiai Tholchah Hasan

​Ketua MUI Jatim: Saya Pimpin Doa di Istana, Ditegur Kiai Tholchah Hasan KH Abdusshomad Buchori, Ketua MUI Pusat Bidang Komisi Dakwah yang juga Ketua MUI Jawa Timur. foto: BANGSAONLINE.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia () Jawa Timur KH Abdusshomad Buchori menegaskan bahwa rakyat rusak akibat penguasa rusak. Sedang penguasa rusak karena ulama rusak.

Lalu kenapa ulama rusak? “Karena senang kedudukan tinggi dan (senang) harta,” kata Kiai Abdusshomad Buchori mengutip pendapat Hujjatul Islam Imam Ghazali, dalam acara “Dialog Jumat” di Masjid Al-Akbar Surabaya (MAS) Gayungan Surabaya, Jumat (3/1/2020).

Pernyataan Kiai Abdusshomad Buchori itu dilontarkan menjawab pertanyaan salah seorang jamaah salat Jumat dalam acara “Dialog Jumat” di Masjid Al-Akbar Surabaya. Acara “Dialog Jumat” rutin diadakan sehabis salat Jumat untuk memperdalam materi khutbah khotib. Semua khotib salat Jumat di MAS harus selalu siap tanya jawab dengan jamaah usai salat Jumat.

“Pak Kiai, kita disuruh berbuat baik, tapi bagaimana dengan kiai yang tidak baik?,” tanya salah seorang jamaah. Kiai Abdusshomad Bukhori pun menjawab dengan mengutip pendapat Imam Ghazali. “Ini pelajaran tasawuf yang tak perlu dipertentangkan,” kata Kiai Abdusshomad Buchori.

Kiai Abdusshomad Buchori lalu bercerita bahwa ia pernah beberapa kali diminta mimpin doa di . “Saya ini kan Ketua Pusat bidang Komisi Dakwah,” katanya. 

Suatu ketika, tutur dia, ia mimpin doa di Istana Negara. Dalam doa ia mendoakan semua pemimpin, termasuk pimpinan negara atau pejabat, agar dosanya diampuni dan diberi petunjuk agar menjadi pemimpin yang baik.

Isi doa Kiai Abdusshomad itu dipuji KH Tholchah Hasan, mantan Menteri Agama RI. Menurut Kiai Tholchah, materi doa Kiai Abdusshomad sangat bagus. “Pokoknya hebat lah,” katanya.

Tapi Kiai Tholchah Hasan juga protes atau menegur Kiai Abdusshomad Buchori karena dalam materi doa itu sama sekali tak menyebut ulama. “Kok gak mendoakan ulama, kok hanya pejabat yang didoakan,” tegur Kiai Tholchah Hasan seperti ditirukan Kiai Abdusshomad Buchori.

Kiai Abdusshomad tersenyum. Ia sadar, ulama juga manusia biasa yang bisa berbuat baik dan berbuat buruk.

Jadi wajar jika Imam Ghazali menyebut bahwa penguasa rusak akibat ulama yang rusak, karena ulamanya cinta kedudukan tinggi dan harta. Dengan demikian penguasa tak ada yang mengontrol secara positif konstruktif. (tim)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO