​Puluhan Kiai Yakin Covid-19 segera Lenyap, Asal Serius Berdoa dan Sedekah

​Puluhan Kiai Yakin Covid-19 segera Lenyap, Asal Serius Berdoa dan Sedekah Para kiai serius membahas penanganan covid-19 di Guest House Insitut KH Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojoketo Jawa Timur, Jumat (3/4/2020). foto: MA/ BANGSAONLINE.COM

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Puluhan kiai berkumpul di Kampus Institut KH Abdul Chalim (IHAC) Pondok Pesantren Pacet, Mojokerto, Jumat (3/4/2020) malam. Dipandu Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., para kiai dari berbagai daerah Jawa Timur itu membahas bagaimana cara efektif menangani virus Corona.

“Saya optimis Corona ini akan segera lenyap. Asal kita serius dan bersungguh-sungguh dalam berdoa, disertai shodaqoh,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim.

Pembahasan penanganan itu dibagi dua kelompok. Kelompok A, para kiai sepuh secara khusus membahas tentang doa-doa mustajabah untuk melenyapkan covid-19. Kelompok kedua, para kiai muda membahas penanganan dampak sosial-ekonomi.

Pantauan BANGSAONLINE.COM, pembahasan di dua kelompok kiai itu cukup seru. Banyak pendapat bermunculan. Beberapa kiai menawarkan doa yang menurut mereka istijabah. Tapi KH Robbach Makshum dari Gresik kemudian menukas. Ia minta agar doa yang disebarkan kepada masyarakat sederhana saja. Tidak panjang dan gampang diamalkan.

“Orang sekarang ini gak bisa diajak dzikir berlama-lama,” kata Kiai Robbach Maksum.

Ia setuju dengan doa yang dikonsep Kiai Asep Saifuddin Chalim. “Doa yang ditulis Kiai Asep Itu do’a-do’a dari ulama yang sudah terkenal. Dan Kiai Asep sendiri adalah ulama yang pengamalan keagamaannya sangat tinggi,” kata mantan bupati Gresik itu.

Sebelum menyodorkan doa yang harus diamalkan, Kiai Asep mengutip beberapa dalil al-Quran. Antara lain surat Al-Ghafir ayat 60: Ud’uni astajib lakum… Artinya mintalah kamu kepada-Ku, maka Aku akan kabulkan permintaanmu…

Juga Surat al-Baqarah ayat 186: Ujibu da’watad dai idza da’aani fal yastajiibuuni walyu’minuubi laallahum yarsyuduun. Artinya, Aku akan kabulkan permintaan orang yang berdoa kepada-KU, asalkan mereka memenuhi kewajibannya kepada-Ku, agar mereka pandai dan rasional (permintaanya dipenuhi, tetapi kewajibannya juga dilakukan).

Adapun doa-doa yang dikabulkan oleh Allah adalah doa yang direalisasikan dengan salat hajat dan puasa. Kiai Asep mengutip Surat al-Baqarah ayat 45: wasta’inuu bisshabri wasshalati….

Menurut tafsir, kata Kiai Asep, bisshabri itu adalah bisshaumi (puasa), sedang wasshalati adalah salat hajat. “Salat hajat yang memiliki referensi kuat terdapat dalam Kitab Ihya’ Ulumiddin,” kata Kiai Asep.

Salat hajat itu terdiri dari 12 rakaat dan enam salam. “Jadi tiap dua rakaat salam sampai dengan salam yang keenam,” kata Kiai Asep sembari mengatakan bahwa salat hajat ini ma’tsur, pernah dilakukan pada jaman sahabat Rasulullah SAW.

Setelah salam keenam (diluar salat) langsung sujud dan membaca tashbih: Subhanallah walhamdulillah walailahaillahu Allahu Akbar. Sebanyak 11 kali. Lalu membaca salawat: Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad waala alihi washahbi wasallam. Juga 11 kali.

Nah, setelah membaca tashbih dan salawat itu kita menyampaikan permintaan kepada Allah SWT dalam posisi sujud. Yaitu minta agar covid-19 dan semua wabah penyakit segera dilenyapkan dari bumi Indonesia dan Negara-negara lain.

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO