PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Pamekasan memberikan raport merah kepada pemerintahan Bupati Baddrut dan Wabup Raja'e. Raport merah itu disampaikan melalui aksi diam yang dilakukan di depan Taman Aspirasi Pendhapa Agung Ronggosukowati, Kamis (30/04/20) sore.
Puluhan massa PMII tersebut menilai Pemerintah Kabupaten Pamekasan belum mampu mengimpletasikan kebijakan yang bisa berdampak langsung terhadap kesejahteraan rakyat.
Baca Juga: Peringati Hari Jadi ke-494, Pemkab Pamekasan Gelar Sepeda Santai
Menurut Lutfi, korlap aksi yang juga Ketua PMII Pamekasan, Pamekasan Hebat yang digaungkan Bupati Baddrut Tamam selama ini hanya sekadar jargon. "Belum mampu membawa bumi gerbang salam kepada keadaan yang lebih baik," cetusnya.
"Hal tersebut diperburuk adanya reformasi birokrasi yang kita anggap sebagai reformasi yang gagal. Pergantian pimpinan SKPD yang baru dilantik, tidak mencerminkan semangat baru untuk merubah Kabupaten Pamekasan menjadi kabupaten yang lebih baik," ujar Lutfi.
"Maka dari itu, kami Pengurus Cabang PMII Pamekasan memberikan raport merah terhadap Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan," tambahnya.
Baca Juga: Meriahkan Harjad ke-494, Pemkab Pamekasan Gelar Pesta Batik dan Luncurkan Paket Wisata
Ia berharap, ke depan bupati dan wakil bupati beserta seluruh OPD bisa lebih profesional dalam menjalankan tugasnya.
"Dalam menghunuskan reformasi birokrasi harus lebih berani, jangan sampai didekte oleh pihak manapun, agar apa yang menjadi keinginan kita bersama, terutama dalam menghunuskan kesejahteraan masyarakat bisa tercapai dengan baik," pungkas Lutfi.
Adapun poin-poin yang menurut PMII gagal diwujudkan oleh Bupati Baddrut sebagai berikut:
Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Pj Bupati Pamekasan Buka Bazar UMKM
1. Bupati dan wakil bupati gagal mewujudkan reformasi birokrasi
2. Adanya aroma kolusi dalam SO yang digembor-gemborkan tidak ada jual beli jabatan
3. Banyak dinas yang diisi oleh Plt & beberapa orang dobel jabatan
Baca Juga: Upacara Harjad ke-494 Kabupaten Pamekasan Hadirkan Ratusan Penari Topeng Getak dan Ronggeng
4. Kepala Dinsos tidak diganti, padahal sudah jelas gagal memetakan penyandang kesejahteraan sosial. Terbukti amburadulnya data PKH, BPNT, BLT Kemensos, & DTKS sebagai acuan BLT DD
5. Kepala BPBD tidak dipecat, karena dianggap gagal hadir dalam gagasan besar dan tepat dalam mengatasi pandemi Corona.
6. Tidak adanya keseriuasan dalam mewujudkan reformasi agraria. Hal itu dibuktikan dengan tidak seriusnya melihat dinamika Dinas Ketahanan Pangan, padahal program-program yang dicanangkan amburadul. (yen/rev)
Baca Juga: Festival Tanean Lanjhang ke-10 Dijadwalkan Bulan ini, Pemkab Pamekasan Hadirkan Pj Gubernur Jatim
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News