MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Kunjungan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ke Pondok Pesantren Tanggguh Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur mendapat sambutan luar biasa, Selasa (28/72020). Ribuan santri yang sejak siang telah menunggu itu melantunkan shalawat Talaal Badru Alaina saat Gubernur Khofifah dan rombongan memasuki Masjid Raya KH Abdul Chalim.
Para santri semakin antusias ketika Gubernur Khofifah memberi sambutan dan menyerahkan album kehadiran Presiden RI Joko Widodo pada pengukuhan guru besar Prof. Dr. KH Asep Saifuddin Chalim, M.Ag.
Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis Resmi Diluncurkan, Khofifah Beberkan Beragam Manfaat
“Pengukuhan guru besar satu-satunya yang dihadiri oleh Pak Presiden Jokowi adalah Kiai Asep Saifuddin Chalim. Ini fotonya,” kata Gubernur Khofifah yang langsung disambut tepuk tangan meriah ribuan santri.
Gubernur Khofifah kemudian juga mengambil buku yang ditulis Prof. Dr. Mas’ud Said. “Prof Mas’ud ini santri yang S2, dan S3-nya di Australia,” kata Khofifah lantas minta salah satu santri membaca judul buku tersebut.
Baca Juga: Tuntaskan Rangkaian Bedah Buku KHM Hasyim Asyari di Bandung, Khofifah: Ikhtiar Bangun Persatuan
“Khofifah Indar Parawansa Pemimpin Perubahan,” kata santri itu membaca judul buku tersebut. Buku itu lalu diberikan kepada para santri itu.
Menurut Khofifah, predikat sebagai pemimpin perubahan itu diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB). Tapi yang menyerahkan penghargaan itu Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin.
Khofifah mengaku, semula ia tak mau ditulis oleh Prof. Dr. Mas’ud Said. “Karena saya merasa belum pantas,” kata Khofifah. Tapi ternyata menteri termuda sejak Indonesia merdeka adalah Khofifah Indar Parawansa.
Baca Juga: Khofifah Ajak Muslimat NU Jabar Ngaji Tafsir Al-Jailani Bersama Syekh Fadhil
Ia pun bercerita saat proses pengangkatannya sebagai menteri. Menurut dia, saat Gus Dur terpilih sebagai presiden, ia ditugasi menelepon para calon menteri. Di antaranya, Prof. Dr. Saparinah Sadli.
Namun, Prof. Saparinah yang dikenal sebagai aktivis dengan isu gender dan pemberdayaan perempuan itu justru menelepon Gus Dur, bahwa yang pantas menjadi menteri adalah Khofifah Indar Parawansa. Saat itu Khofifah menjabat Wakil Ketua DPR RI.
Baca Juga: Liburan Tahun Baru 2025, Khofifah Ajak Cucu ke Wahana Baru Metaverse Glass Theather Jatim Park 2
Gus Dur pun menerima usulan Prof. Saparinah dan mengangkat Khofifah sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Ketua BKKBN.
Meski demikian, Khofifah tak merasa melayang-layang. Ia tetap menjadi diri sendiri. Karena itu, Ketua Umum PP Muslimat NU itu minta para santri tetap menjadi diri sendiri. ”Jadilah diri kita dan lakukan yang terbaik,” nasehat Gubernur Khofifah kepada ribuan santri.
Dalam acara itu Gubernur Khofifah juga menyerahkan bantuan 5.000 masker untuk para santri. Menurut dia, masker itu bisa dipakai jika masker milik santri lagi dicuci.
Baca Juga: Satu Abad Ponpes Al Falah Ploso, Khofifah Sowan ke Kiai Huda
Kehadiran Gubernur Khofifah di Pondok Pesanten Tangguh Amanatul Ummah selain diharapkan memberikan sosialisasi pentingnya menjaga kebersihan untuk memutus mata rantai Covid-19, juga untuk memotivasi para santri dalam belajar.
Sebelum hadir di Masjid Raya KH Abdul Chalim, Gubernur Khofifah juga menghadiri pada acara Istighatsah bersama para pengurus Muslimat NU se-kabupaten Mojokerto di Guest House Institut KH Abdul Chalim.
Saat memberi sambutan, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag. itu mengatakan bahwa Covid-19 melanda dunia karena kita kotor alias abai terhadap kebersihan. Ia memberi contoh desain toilet kering di airport luar negeri yang hanya menyediakan tisu tanpa air.
Baca Juga: Khofifah: Tahun Baru 2025, Awal Kebangkitan Baru Jatim, Makin Maju, Inklusif dan Berdaya Saing
“Saya sering keluar negeri. Toilet-toilet di bandara tak ada airnya. Tolilet kering. Jadi orang buang air besar dan buang air kecil cawek pakai tisu, tidak pakai air. Gimana bersih wong kepet,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim disambut tawa para ibu-ibu Muslimat NU yang hadir di Guest House Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto.
Ironisnya, Indonesia malah ikut-ikutan. Kiai Asep mecontohkan terminal III Cengkareng yang mendesain toiletnya tanpa air. “Showernya gak ada,” kata Kiai Asep. Karena itu Kiai Asep minta para ibu Muslimat NU menjaga kebersihan sehingga terhindar dari covid-19. Misalnya mandi dua kali.
Pernyataan Kiai Asep ini direspons oleh Gubernur Khofifah saat memberi sambutan. Menurut gubernur perempuan pertama di Jatim itu, mulai dari RA dan PAUD kita semua hafal annadzafatu minal iman (kebersihan itu bagian dari iman-red). “Tapi kalau kita lihat praktiknya, Singapura lebih bersih,” kata Gubernur Khofifah.
Baca Juga: Bedah Buku KH Hasyim Asy'ari di Semarang, Khofifah Ajak Ibu-Ibu Tanamkan Persatuan dan Persaudaraan
Khofifah menjelaskan, sekarang Negara terbesih adalah Taiwan. Tapi di Taiwan, kata Khofifah, mulai muncul kesadaran pentingnya menggunakan air mengalir. “Di Taiwan sudah mulai pakai shower,” ujar Khofifah.
Karena itu, Gubernur Khofifah minta ibu-ibu Muslimat NU untuk menjaga kebersihan. Bahkan, menurut Khofifah, jika kita banyak beraktivitas di luar, tidak cukup mandi dua kali, tapi harus berkali-kali.
Begitu juga dalam menggunakan masker. Harus selalu berganti jika memiliki kegiatan padat. “Saya sehari ganti masker lima kali,” kata Gubernur Khofifah.
Baca Juga: Di Pelantikan PP Kauje, Khofifah Ajak Unej Tingkatkan RnD Bidang Hortikultura dan Agrobisnis
Usai acara istighatsah yang dimpimpin Kiai Asep Saifuddin Chalim, Gubernur Khofifah dan Kiai Asep berserta rombongan meresmikan Asrama Mahasiswa Sunan Gunung Jati yang terletak di areal Institut KH Abdul Chalim. Namun saat pengguntingan pita, Gubernur Khofifah justru mempersilakan Kiai Asp yang menggunting pita tersebut.
Dalam acara itu juga hadir Wahid Wahyudi, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Hudiono, Kepala Biro Kesejahteraan Sosial, dan Ikfina Fahmawati, Calon Bupati Mojokerto. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News