Penerapan Protkes Sudah Bagus, Pemprov Jatim Perluas Cakupan Pembelajaran Tatap Muka SMK

Penerapan Protkes Sudah Bagus, Pemprov Jatim Perluas Cakupan Pembelajaran Tatap Muka SMK Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat meninjau praktikum di SMK yang sudah menerapkan KBM tatap muka terbatas.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memutuskan untuk memperluas cakupan pelaksanaan pembelajaran di Jatim untuk SMK.

Kebijakan tersebut diambil Khofifah berdasarkan hasil peninjauan secara langsung aktivitas uji coba pembelajaran di sejumlah sekolah, dan hasil evaluasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS).

Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN

"Saya menilai tingkat kesiapan sekolah dan kepatuhan siswa-siswi SMA - SMK - SMA LB Jatim untuk menerapkan protokol kesehatan sudah sangat bagus. Begitu pula dengan respons orang tua. Pun dengan dukungan dari Pemerintah Kabupaten/Kota yang juga luar biasa," ungkap Khofifah usai menghadiri wisuda Institut Pesantren Kyai Abdul Chalim di Mojokerto, Minggu (30/8).

Menurut Khofifah, dengan melihat perkembangan situasi saat ini, maka sudah saatnya pembelajaran diperluas cakupannya, khususnya untuk SMK. Terlebih, sejumlah praktik keterampilan harus dilakukan secara langsung, tidak cukup virtual.

Seperti diketahui, berdasarkan Surat Gubernur Jawa Timur Nomor: 420/11350/101.1/2020 tertanggal 9 Agustus 2020, telah melakukan uji coba pembelajaran terbatas.

Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud

Kebijakan ini ditempuh sebagai respons terhadap antusiasme orang tua dan siswa untuk melaksanakan pembelajaran , selain banyaknya keterbatasan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, mulai soal jaringan internet sampai kepemilikan gawai.

Khofifah sendiri telah meninjau secara langsung uji coba proses belajar mengajar terbatas untuk jenjang pendidikan SMA, SMK, dan SMA-LB di Jatim yang telah dimulai sejak tanggal 18 Agustus yang lalu.

Di antaranya, SMAN 2 Kota Probolinggo, SMKN 2 Kota Probolinggo, SMAN 2 Nganjuk, SMKN Tanjunganom, dan SMA-LB Santhi Kosala.

Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah

"Saya yakin selama protokol kesehatan disiplin diterapkan, maka risiko penularan Covid-19 akan semakin kecil. Perluasan pembelajaran ini tentunya menjadi kabar gembira untuk siswa dan orang tua," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi mengatakan bahwa jumlah SMK yang diizinkan menyelenggarakan pembelajaran adalah 25 persen dari total jumlah SMK yang ada di kabupaten/kota setempat, dan berlaku untuk daerah dengan status zona kuning dan oranye.

Perluasan uji coba ini, kata dia, tetap akan disertai dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, serta mendapatkan persetujuan dari orang tua dan pemda atau Gugus Tugas Covid-19 kabupaten/kota setempat.

Baca Juga: Luncurkan 3 Layanan, Pj Gubernur Jatim Optimistis Makin Banyak Produk UKM Tembus Pasar Dunia

"Untuk uji coba pembelajaran tahap II ini, akan dimulai dari jenjang pendidikan SMK, karena berdasarkan SE 4 menteri tentang penyesuaian kebijakan pembelajaran di masa pandemi Covid-19, SMK di semua zona dapat menerapkan pembelajaran praktik, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat," paparnya.

Sedangkan untuk jenjang SMA, tambah Wahid akan ditetapkan kemudian sambil menunggu hasil evaluasi yang dilakukan oleh Tim Dindik Jatim.

Wahid menerangkan, perluasan uji coba pembelajaran terbatas ini tetap akan dilaksanakan melalui perpaduan dengan pembelajaran dari rumah, dalam jaringan (online) dan luar jaringan (offline).

Baca Juga: Jatim Juara Umum OPSI 2024, Adhy Karyono: Kado Membanggakan di Hari Pahlawan

Artinya, lanjut Wahid, Kabupaten/Kota dengan kategori zona kuning, peserta didik yang hadir di sekolah paling banyak 50 persen dari kapasitas kelas yang tersedia. Sedangkan untuk daerah dengan kategori zona oranye, peserta didik yang hadir di sekolah paling banyak 25 persen dari kapasitas kelas yang tersedia serta berjalan selama tiga jam tanpa istirahat.

"Bagi peserta didik yang memilih untuk belajar dari rumah, sekolah tetap difasilitasi dengan metode pembelajaran jarak jauh," ujarnya. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO