SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kegiatan Sensus Penduduk 2020 oleh BPS Jawa Timur resmi dimulai hari ini, Selasa (1/9/2020). Selama sebulan ke depan, sebanyak 32 ribu petugas sensus akan door to door ke rumah warga untuk melakukan pencatatan kependudukan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa setelah melakukan kick off secara virtual di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (31/8/2020), mengatakan bahwa sensus penduduk menjadi langkah awal penting untuk terwujudkan single data kependudukan.
BACA JUGA:
- Jenazah Kiai Roziqi Disalatkan di Masjid Akbar, Khofifah 3 Kali Minta Kesaksian Jemaah
- Masjid Tertua di China Tak Ditempati Salat, Kenapa? Laporan M Mas'ud Adnan dari Tiongkok (3)
- CEO BANGSAONLINE Dicegat Pramugari dan Petugas Imigrasi di Bandara Fuzhou, Laporan dari Tiongkok
- Mas Adi Harapkan Sensus Pertanian 2023 Hasilkan Data yang Akurat dan Terkini
Sebab di tahapan sebelumnya, dalam sensus penduduk secara online, baru 6,8 juta dari total 40,9 juta penduduk Jatim yang berpartisipasi. Atau baru 17,13 persen penduduk Jatim yang melakukan sensus penduduk online.
"Artinya ada sekitar 34,2 juta penduduk Jatim yang belum dicatatkan. Untuk itu kita semua punya tugas, tanggung jawab dan kewajiban yang sama untuk memaksimalkan sensus penduduk 2020. Ini menjadi ikhtiar kita untuk mendapatkan data yang valid dan update," kata Khofifah.
Tak hanya menghasilkan data jumlah penduduk saja, namun dari sensus penduduk ini, nantinya akan didapatkan pula komposisi, distribusi dan karakteristik penduduk.
Sensus Penduduk 2020 ini nantinya akan menghasilkan data dasar kependudukan yang sangat strategis dan terkini dalam rangka menuju satu data kependudukan Indonesia sebagai salah satu perwujudan dari Perpres Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia.
Untuk itu, secara khusus Khofifah meminta Bupati/Walikota untuk mendukung, memaksimalkan dan mengkoordinasikan secara intensif pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 secara offline selama Bulan September ini.
Menurut dia, sensus ini menjadi bagian dari starting point untuk menyiapkan big data berupa single data kependudukan. Data kependudukan menjadi kunci penting dalam membuat perencanaan pembangunan di berbagai bidang sehingga hasilnya akan lebih signifikan.
"Selama ini dalam menyiapkan single data seringkali masih tidak sama inputnya. Sering kali formatnya juga masih belum sama, kalau tidak begitu datanya tidak dalam. Harapannya, basis data dari sensus yang sekarang ini akan menjadi pintu masuk untuk merapikan seluruh data kependudukan kita, maka akan sangat banyak manfaatnya," katanya.