Pastikan Stok Pupuk Musim Tanam Aman, Mentan Kunjungi Petrokimia Gresik

Pastikan Stok Pupuk Musim Tanam Aman, Mentan Kunjungi Petrokimia Gresik Mentan RI, Syahrul Yasin Limpo bersama rombongan saat berkunjung ke Petrokimia Gresik. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI) Syahrul Yasin Limpo (SYL) berkunjung ke , perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, Jumat (4/9).

Kedatangan Mentan untuk meninjau ketersediaan pupuk bersubsidi menjelang musim tanam Oktober 2020-Maret 2021 (Okmar).

Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih Penghargaan Tertinggi Platinum di Ajang SNI Award 2024

Dalam kesempatan itu, Mentan YSL juga melakukan penanaman pohon di area sebagai simbol komitmen Mentan YSL bersama untuk mewujudkan industri berbasis ramah lingkungan.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, mengungkapkan bahwa saat ini stok bersubsidi Petrokimia Gresik sejumlah 418.451 ton, dengan rincian pupuk urea 51.278 ton, ZA 53.782 ton, SP-36 100.111 ton, Phonska 153.948 ton, dan Petroganik 59.332 ton.

Dari total stok tersebut, untuk Provinsi Jawa Timur sebesar 130.402 ton, dengan rincian Urea 51.278 ton, ZA 15.531 ton, SP-36 24.387 ton, NPK Phonska 10.316 ton dan Petroganik 28.890 ton.

Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29

Sedangkan untuk Kabupaten Gresik sebesar 22.718 ton antara lain urea 3.265 ton, ZA 871 ton, SP-36 7.561 ton, NPK Phonska 1.954 ton, dan Petroganik 9.067 ton. "Kewajiban dari adalah menyediakan dan menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai ketentuan atau penugasan dari pemerintah," ujar Dwi Satriyo.

Ia menambahkan bahwa Petrokimia Gresik senantiasa siap mendukung ketahanan pangan nasional, di mana pupuk bersubsidi, sebagai salah satu sarana produksi pertanian, menjadi sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Terlebih, di tengah kondisi wabah Covid-19 yang belum mereda.

"Tidak hanya pupuk, Petrokimia Gresik juga siap membantu petani dalam pengendalian hama, sehingga pengawalannya lengkap, " ujarnya.

Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dinobatkan sebagai Tokoh Penggerak Generasi Petani

Lebih lanjut Dwi Satriyo menjelaskan bahwa dalam penyaluran pupuk bersubsidi, berpedoman pada Peraturan Menteri Pertanian (Per) Nomor 10 Tahun 2020, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01 Tahun 2020, tentang Alokasidan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2020.

Dalam per tersebut, Ke menetapkan alokasi pupuk bersubsidi nasional sebesar 7,9 juta ton kepada Pupuk Indonesia.

Dari jumlah tersebut, Petrokimia Gresik mendapat tugas penyaluran sebesar 4,7 juta ton atau 59 persen dari total penugasan nasional. Selebihnya, akan disalurkan oleh produsen pupuk anggota holding Pupuk Indonesia lainnya.

Baca Juga: Kucurkan Beasiswa, Cara Petrokimia Gresik Dorong Generasi Muda Tertarik Bertani

Untuk memastikan penyaluran hingga ke daerah, memiliki 77 orang Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

"Mereka rutin berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3), kelompok tani, hingga aparat berwajib setempat. Dalam penyalurannya, perusahaan memegang teguh prinsip 6 tepat, yaitu Tepat Harga,Tepat Tempat, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Jenis, dan Tepat Waktu,” jelasnya.

Oleh karena itu, ia meminta kepada seluruh distributor dan kios resmi untuk senantiasamematuhi seluruh peraturan yang berlaku. Serta tidak terlibat dalam penyelewengan, penimbunan, atau menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Baca Juga: Petrokimia Gresik Kirim Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

"Petrokimia Gresik tidak akan segan untuk memberhentikan kerja sama distribusi jika distributor atau kios resmi terbukti melakukan penyelewengan," jelas Dwi Satriyo.

Terkait pola pemupukan, Dwi Satriyo mengimbau petani untuk mengikuti rekomendasi umum pemupukan berimbang 5:3:2, yaitu 500 kg pupuk organik Petroganik, 300 kg pupuk NPK Phonska atau Phonska Plus, dan 200 kg pupuk urea untuk setiap satu hektare sawah.

Perpaduan pupuk organik dan anorganik ini, selain menjaga keberlanjutan pertanian, juga terbukti mampu meningkatkan produktivitas 1-2 ton gabah kering panen untuk setiap hektare sawah. "Pemupukan berimbang ini juga merupakan solusi atas pemakaian pupuk yang cenderung berlebih oleh petani. Sehingga alokasi pupuk bersubsidi yang terbatas dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien," katanya.

Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dorong Regenerasi Atlet Angkat Besi Berprestasi di Indonesia

Selain kewajiban menyediakan pupuk bersubsidi, lanjutnya, Petrokimia Gresik juga menyiapkan stok pupuk non-subsidi. Langkah ini adalah solusi bagi petani yang kebutuhan pupuknya tidak teralokasi dalam skema subsidi.

Selain pemupukan, juga menyediakan produk pengendalian hama bagi petani melalui anak perusahaan (Petrokimia Kayaku dan Petrosida Gresik). Dengan pemupukan berimbang dan kawalan pengendalian hama yang tepat, maka produktivitas padi diharapkan meningkat.

Dan yang tak kalah penting, juga memiliki layanan mobil uji tanah bagi petani untuk mengetahui kondisi tanah pertanian di masing-masing daerah sehingga dapat memberikan rekomendasi pemupukan yang tepat. "Saat ini sudah ada 15 unit mobil uji tanah yang beroperasi di delapan provinsi untuk melayani petani," terangnya.

Baca Juga: PG Kerahkan Mobil Bronto Skylift Padamkan Kebakaran Smelter, Presdir Freeport Ucapkan Terima Kasih

Dwi Satriyo berharap berbagai upaya yang dilakukan Petrokimia Gresik dapat mendukung program percepatan pemulihan perekonomian nasional melalui kesejahteraan petani serta dapat menjaga stok pangan nasional di tengah wabah Covid-19. (hud/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO