Tidak Hadir di Deklarasi Damai, Pengacara ini Pertanyakan Integritas Eri Cahyadi

Tidak Hadir di Deklarasi Damai, Pengacara ini Pertanyakan Integritas Eri Cahyadi Abdul Malik, S.H., M.H., Ketua DPD KAI Jatim. foto: ist.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketidakhadiran di Deklarasi Damai, baik yang diselenggarakan KPU Surabaya maupun Bawaslu Surabaya, mematik reaksi dari banyak pihak. Termasuk dari praktisi hukum. Komitmen dan integritas mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) itu pun dipertanyakan.

Salah satu yang mempermasalahkan hal tersebut adalah pengacara kondang Abdul Malik, S.H., M.H.. Pria yang juga Ketua DPD Kongres Advokat Indonesia (KAI) Jatim itu akan memaklumi jika Eri absen hanya satu kali. Tapi, faktanya Eri tak hadir di dua acara sekaligus. Yakni saat Deklarasi Damai oleh Bawaslu Surabaya, Jumat (25/9) malam di Hotel Majapahit. Serta Deklarasi Damai oleh KPU Surabaya, Sabtu (26/9) sore di Hotel Singgasana.

“Kalau mungkin tidak bisa hadir di salah satunya bisa dimaklumi. Mungkin ada keperluan mendadak, meskipun acara ini harusnya lebih diutamakan. Tapi ini tidak hadir di dua acara loh, ada apa?,” kata Abdul Malik, Minggu (27/9).

Apalagi, Malik sebelumnya membaca berita media, ketidakhadiran di acara Bawaslu tanpa pemberitahuan. Armudji sebagai cawawali juga tak hadir di acara tersebut. Sementara, ketidakhadiran Eri di acara KPU dikonfirmasi oleh Armuji, bahwa ada urusan mendadak.

“Menurut saya kok ini menunjukkan yang bersangkutan tidak berintegritas. Dari sini publik rasanya layak menilai ia tak punya tanggung jawab,” kata Malik.

Sebab, lanjut Malik, semua pasangan calon (paslon) harus ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan Pilwali. Termasuk tanggung jawab untuk tidak curang dan menjaga kondusivitas kota Surabaya.

“Acara seperti itu kan pastinya juga dihadiri oleh aparat penegak hukum. Nah, di situ harusnya Eri membuktikan bahwa ia siap komitmen dan menjaga integritasnya,” terangnya.

“Apalagi, Pilwali kali ini digelar dalam kondisi pandemi. Ada beberapa hal yang harus dipatuhi paslon. Termasuk soal komitmen mereka menjaga protokol kesehatan. Nah, kalau tidak datang apa memang tidak mau berkomitmen terhadap itu? Ini tidak cukup diwakilkan oleh tim sukses atau cuma dihadiri calon wakil wali kota saja,” jelasnya.

Lanjut Malik, sikap itu mempertontonkan contoh buruk untuk masyarakat.

“Hal semacam ini bisa dicontoh masyarakat. Bagaimana masyarakat mau berkomitmen kalau calon pemimpinnya seperti ini. Ingat, dua acara itu bukan sekadar seremoni loh,” pungkas Malik. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO