​Dakwah Dengan Cinta dan Kehalusan Budi

​Dakwah Dengan Cinta dan Kehalusan Budi Prof. Dr. Mas'ud Said. foto: ist.

Oleh: M. Mas'ud Said - Direktur Pascasarjana Unisma.

--- Al kisah. Presiden Emmanuel Macron, yang sekarang menjadi orang yang paling dimaki di seluruh dunia. Al kisah telah membayar uang senilai 10 Juta Euro dan membebaskan 200 tahanan untuk ditukar dengan seorang Missionaris Shopie Petronin yang ditahan di Mali.

Tak tahu sumber cerita ini dari mana dan siapa yang membuat sampai kini belum jelas. Kesahihan cerita ini pun menjadi hal tak banyak dipertanyakan. Saking menariknya cerita. Tetap saja bisa bermakna baik bagi banyak orang.

Dalam narasi yang banyak beredar di WAG maupun medsos itu dikisahkan bahwa Shopie Pètronin bukanlah orang biasa. Pen berpengaruh.

Konteksnya menarik, karena dia yang 25 tahun menjadi missionaris di Mali dan ditahan oleh kelompok Islam itu ternyata telah mendapat Hidayah Allah SWT dan memeluk agama Islam serta mengubah namanya menjadi Maryam.

Konteksnya menjadi menarik, sebab baru diketahui di bandara setelah disambut sedemikian hormatnya oleh Macron yang telah berkorban banyak demi kebebasannya.

Lebih-lebih adalah bumbu olahan berita. Seakan-akan wanita kulit putih Perancis itu membayar kebaikan seorang presiden dengan tuba. Berbuat sesuatu dengan rasa tidak setia terhadap kebijakannya menganggap Islam akan merebut masa depan Perancis.

Pembaca alur cerita berharap ada rasa terima kasih misionaris itu dengan mendukung Macron memerangi kerasnya orang orang Islam dan memerangi dunia dunia Islam pada umumnya.

Sepulang dari pelepasannya sebagai seorang tahanan, malah berbalik ideologi. Sepulang dari Mali, malah dia masuk Islam, dunia yang menurut persepsi Macron adalah dunia teroris.

Selebihnya adalah kisah dan pernyataan Sofi selama 4 tahun di penjara kaum muslimin di daerah yang ekonominya lemah. "Saya adalah seorang tawanan Muslim, tetapi mereka tidak pernah menyentuh saya dengan buruk dan perlakuan mereka terhadap saya adalah penghargaan dan penghormatan," ungkapnya dalam kisah itu.

Walaupun keabsahan cerita itu masih belum terverifikasi dengan baik, kita menikmati membacanya. Sebab ada banyak pelajaran yang bisa dipetik.

Ada uswah di dalam cerita. Ada semacam nilai yang baik yang bisa menjadi teladan, tidak hanya bagi Macron, juga terutama untuk kita. Tentang harkat dan martabat perempuan dalam Islam, tentang kesederhaanaan, dengan makanan dan minuman yang halal, dan tentang penghormatan privasi, tentang bicara yang baik tanpa pelecehan verbal atau fisik. Tentang orang-orang yang menyucikan diri dengan air dan berdoa kepada Tuhan, shalat lima waktu dan puasa, amal shaleh, tahajjud, dan pensucian diri.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO