Jelang Puncak Musim Penghujan, Gubernur Khofifah Ingatkan 22 Daerah Jatim Rawan Bencana

Jelang Puncak Musim Penghujan, Gubernur Khofifah Ingatkan 22 Daerah Jatim Rawan Bencana Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyaksikan perangkat peralatan untuk antisipasi bencana dalam acara Apel Siaga Darurat Bencana di Makodam V Brawijaya, Senin (23/11). Foto: ist/bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur, Indar Parawansa minta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bahaya hidrometeorologi jelang puncak musim penghujan, Desember 2020 - Maret 2021 mendatang. Bahaya tersebut dapat berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, maupun angin kencang.

“Tetap waspada dan siap siaga terhadap ancaman bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina, mulai dari banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung yang bisa terjadi kapan saja. Ikhtiar sambil berdo'a agar semua terantisipasi tanpa korban,” ungkap saat Apel Siaga Darurat di Makodam V Brawijaya, Senin (23/11).

Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman

mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara rutin merilis peringatan dini untuk mewaspadai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang dan petir. Peringatan dini ini, menurut hendaknya menjadi semacam alarm bagi masyarakat untuk terus meningkatkan kesiap-siagaan dan kewaspadaan.

“Terutama bagi yang bertempat tinggal di wilayah-wilayah yang rawan bencana. Pastikan mitigasi bencananya komprehensif,” ujarnya.

Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman

menyebut, sedikitnya terdapat 22 daerah di Jatim yang rawan terjadi bencana hidrometeorologi. Adapun kawasan rawan banjir umumnya didominasi oleh luapan sungai di sekitarnya, seperti Sungai Bengawan Solo yang luapannya bisa membanjiri wilayah Bojonegoro, Magetan, Madiun, Lamongan, Gresik, Ngawi, dan Tuban. Kemudian potensi banjir akibat luapan sungai Berantas, yakni Malang Raya, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Probolinggo, Surabaya, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi, dan Jember.

Sedangkan di Pasuruan, banjir berpotensi diakibatkan oleh luapan sungai Welang. Demikian juga di Madura, beberapa daerah biasa terdampak luapan Sungai Kemuning. hidrometeorologi yang lain adalah longsor, yakni harus diwaspadai wilayah Jombang, Ponorogo, Kediri, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Batu, dan Pacitan.

“Jatim menjadi salah satu provinsi yang secara geografis serta geologis memiliki kerentanan terhadap bencana, baik alam maupun non alam. Maka dari itu, penanganan bencana harus dilakukan dengan bersinergi dan kolaborasi antar lini, mulai pemerintah provinsi, kota, kabupaten, kampus, swasta, media serta masyarakat. Prinsipnya pendekatan pentahelix disinergikan,” tuturnya.

Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024

“Dengan memperkuat pentahelix menjadi bagian penguatan bersama dalam mengantisipasi dan non alam diharapkan dampak terhadap resiko bencana dapat diminimalisir,” tambah .

mewanti-wanti kepada pemangku kepentingan di seluruh Kabupaten/Kota untuk melakukan mitigasi dan menyiapkan sejumlah skenario penanganan bencana. Hal ini penting karena jika ini tidak diantisipasi dan tidak tertangani dengan baik, maka akan berpotensi pada meningkatnya angka kemiskinan di Jatim. Setiap bencana beresiko terhadap tambahnya kemiskinan.

Baca Juga: Sholawatan Bersama Habib Syekh, Khofifah Ajak Generasi Muda Tingkatkan Prestasi dan Jauhi Narkoba

“Pemulihan dampak sosial dan ekonomi karena pandemi Covid-19 sedang dilakukan recovery secara bersama- sama. Upaya tersebut jangan sampai tersendat karena adanya potensi bencana hidrometeorologi. Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama untuk meminimalisir dampak bencana yang dapat ditimbulkan,” katanya. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Jayapura Dilanda Longsor dan Banjir':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO