​H-8 Pilkada 2020, Dhito Blusukan ke Tarokan dan Pare

​H-8 Pilkada 2020, Dhito Blusukan ke Tarokan dan Pare Dhito saat mengecek pupuk organik hasil pengolahan petani Sumberduren. (foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE)

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Mengawali agenda di bulan Desember 2020 atau 8 hari menjelang hari H Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kediri 2020, Pasangan Calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dan Calon Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa mengikuti debat publik terakhir yang digelar di Hotel Insumo, Kota Kediri, Selasa (1/12/2020).

Sementara pada hari ini (Rabu, 2/12/2020), Dhito, demikian sapaan akrab putra Menseskab Pramono Anung itu, melakukan blusukan ke Desa Sumberduren, Kecamatan Tarokan untuk menyapa dan berdialog dengan pelaku UMKM dan petani yang mengolah pupuk organik di Peternakan Sejahtera Lestari.

Saat berdialog dengan perwakilan Karang Taruna Desa Sumberduren, Dhito mengajak karang taruna untuk fokus membantu pemasaran hasil produksi UMKM dan masuk bidang pariwisata, lebih-lebih, Kediri akan punya bandara.

Ketika menyinggung masalah pertanian, Dhito mengatakan bahwa pertanian adalah hal yang penting. "Petani selalu mengeluhkan pupuk. Untuk itu, perlu menggunakan pupuk organik. Penggunaan pupuk organik adalah salah satu langkah menyikapi kondisi lingkungan yang telah mengalami degradasi akibat eksploitasi yang berlebihan pada alam," katanya.

Dhito menyontohkan dampaknya penggunaan pupuk kimia, bahwa produktivitas pertanian kini semakin merosot dari tahun ke tahun. "Fakta ini harus diberikan pemahaman kepada masyarakat tentang perlunya kembali ke alam (back to nature)," urainya.

Berangkat dari hal inilah, Dhito merilis sebuah gerakan bernama Desa Inovasi Tani Organik yang disingkat DITO. DITO merupakan gerakan sosial untuk mengembalikan marwah aktivitas bercocok tanam yang mengedepankan prinsip ekologi (ramah lingkungan, red).

"Solusinya, kita harus kembali pada penggunaan bahan organik, dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar kita," ujar Dhito.

Penggunaan pupuk organik secara mandiri, lanjut Dhito, juga menjadi jawaban atas tingginya biaya produksi pertanian akibat harga pupuk kimia yang melambung.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO