SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Syekh Ali Jaber, pendakwah yang dikenal santun dan berakhlak mulia wafat, Kamis (14/1/2020). Ulama asal Saudi Arabia yang menikah dengan wanita Indonesia, Umi Nadia, itu sangat mencintai al-Quran. Karena itu ia berkeliling Indonesia berdakwah dengan biaya sendiri untuk mencetak generasi al-Quran.
Syekh Ali Jabir punya cita-cita besar untuk generasi Indonesia. Ia ingin mencetak sejuta remaja hafidz dan hafidzah (penghafal al-Quran laki-laki dan perempuan). Bahkan Syekh Jabir yakin suatu saat Indonesia memiliki presiden yang hafal al-Quran.
Baca Juga: Melalui Program Jimat, Anggota Polres Ngawi Lakukan Patroli dan Bagikan Makan Gratis
Keyakinan itu ia sampaikan saat berkunjung ke Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya pada 2018. “Beliau menyampaikan insyaalah suatu saat Indonesia mempunya presiden yang hafidz,” kata Nyai Masfufah Hasyim, Wakil Ketua PC Muslimat NU Kota Surabaya, dalam akun facebooknya, Kamis (14/1/2021).
Menurut Masfufah, saat itu Syekh Ali Jaber juga memberi amalan kepada jamaah Masjid Nasional Al-Akbar. “Bacalah selalu ayat kursi setiap selesai salat agar ada keberkahan dan ketenangan dalam keluarga,” kata Syekh Ali Jaber seperti ditirukan Nyai Masfufah Hasyim.
Prof Dr Joni Hermana, mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya juga memberi kesaksian. “Saat menjadi Rektor, saya pernah mengundang beliau ke kampus ITS sekitar tahun 2016 yang lalu. Saat berceramah di Masjid Manarul Ilmi ITS, beliau sangat fokus menyuarakan kecintaan pada Al Quran karena keinginan besarnya mengajak seluruh muslim Indonesia terutama anak-anak, agar mampu memaknai keindahan isi Al Quran, baik saat membaca, menghafal maupun mempelajari isinya,” tulis Joni Hermana yang kemudian diposting Nyai Masyfufah Hasyim yang diberi judul Kesaksian mantan Rektor ITS dari Grup sebelah: Syekh Ali Jaber.
Baca Juga: Khofifah Dukung Penuh Komitmen PBNU Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran
Menurut Joni, saat acara itu pula, beberapa anak yang hafal dan sudah hafidz diberi hadiah umrah gratis. “Beliau juga lalu mengundang para jamaah yang hadir untuk turut bersedekah Al Quran. Dan saya sangat terkesan sekali, karena respon jamaah yang luar biasa saat itu. Tertumpuk puluhan bahkan ratusan sedekah Al-Quran dalam sekejap. Masyaalllah...,” tulisnya lagi.
Saat ada jeda, Joni mengaku bersilaturahim. “Beliau cerita bagaimana pertama ke Indonesia dan jatuh cinta dengan negara ini dan langsung memutuskan untuk tinggal disini karena ingin mengentaskan generasi muda Islam di Indonesia agar cinta Al Quran. Saat itu boleh dibilang, seluruh harta kekayaannya dia gunakan untuk membantu umat. Sementara beliau sendiri terpaksa harus hidup di rumah kontrakan di Jakarta, bersama istrinya yang berkebangsaan Indonesia,” tulis Joni.
Meski begitu, niat tulus menjadi pendakwah - karena semata mendapat ridho Allah SWT - akhirnya berbuah. Perlahan Syekh Ali Jaber bisa membangun rumah tangga dan santri-santrinya dengan pertolongan rejeki dari Allah SWT. Bahkan beberapa televisi swasta mengontrak Syehk Ali Jaber mengisi acara TV. Acara yang paling banyak digemari adalah Hafidz Indonesia.
Baca Juga: Wakil Ketua Golkar Jatim: Semua Presiden dan Calon Presiden Ingin Bertemu Kiai Asep
“Sebagai pendakwah, beliau sangat santun dan sangat terjaga perilakunya. Beliau tidak pernah berbicara apapun yang berkaitan politik maupun kepemerintahan. Termasuk juga pendakwah maupun ulama lainnya. Beliau sangat mendukung kerukunan umat maupun antar umat. Juga sangat patuh pada peraturan, termasuk dalam menjaga niat dakwah dan ucapannya. Dalam kaca mata saya, sungguh beliau benar-benar contoh insan yang berakhlak baik serta benar sebagai seorang muslim, pendakwah maupun sebagai seorang ulama,” kesan Joni Hermana.
“Makanya saya pernah heran, tidak habis pikir, ketika di Lampung ada “orang gila”yang mencoba melukainya. Apa salah dia? Hampir tidak ada cacatnya kecuali kebaikan dan ketauladanan semata....,” tambahnya.
Ia mengaku baru sadar saat pagi ini (Kamis/14/1/2021-Red), ketika mendengar berita duka tentang kepergian Syekh Ali Jeber. “Usianya ternyata masih sangat muda (44 tahun) dibandingkan dengan keluhuran ilmu dan akhlaknya,” tulisnya.
Baca Juga: Bagikan Tafsir Al-Jailani, Khofifah Ajak GenZi Jadi Generasi yang Cinta dan Mengamalkan Quran
“Selamat berbahagia Syekh, selamat kembali kepada Sang Pemilik ruh yang akan menyambutmu dengan bangga dan ridho, Insyaallah karena engkau telah berhasil menjalankan amanah-NYA sebagai manusia yang bermanfaat bagi umat.
Selamat kembali kepada keabadian, tempat yang tidak lagi menjadi ajang pertarungan hawa nafsu manusia yang sering menyesatkan kita dari jalan-NYA.
Semoga kami yang ditinggalkan mempunyai kesempatan sama untuk kembali keharibaan-NYA dengan keridhoan dan kemuliaan dari-NYA.
Baca Juga: Gerindra Sebut Prabowo Akan Jembatani Hubungan Antara Jokowi dengan PDIP
Seperti keridhoan-NYA kepada para Syuhada, para orang Shaleh dan para Sahabat Rasulullah. Aamiin YRA,” tulis Joni Hermana. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News