​Sekali Suntik untuk Seumur Hidup, Dahlan Iskan Siap Jadi Relawan Uji Coba Vaksin Nusantara

​Sekali Suntik untuk Seumur Hidup, Dahlan Iskan Siap Jadi Relawan Uji Coba Vaksin Nusantara Dahlan Iskan. Foto: ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Dahlan Iskan sangat yakin terhadap kehebatan vaksin nusantara. Apalagi vaksin ini ‘Made In Anak Bangsa’. Dikomandani dr Terawan.

Bahkan Dahlan Iskan bersama istrinya siap jadi relawan uji coba vaksin nusantara. Apalagi, vaksin ini jauh lebih hebat ketimbang vaksin-vaksin impor selama ini. Bahkan vaksin nusantara bisa jadi keunggulan Indonesia di mata dunia interasional.

Namun tim vaksin nusantara yang diketuai dr. Terawan itu mendapat kritik keras dari Prof. Zubairi Djoerban, Ketua Dewan Pertimbangan PB IDI. Juga Prof. Dr. Ahmad Rusdan Handoyo, ahli biologi molekuler dari Universitas Indonesia.

“Dua orang inilah pengkritik paling andal ,” tulis Dahlan Iskan, wartawan handal yang sangat produktif itu.

“Sedang saya sendiri adalah orang awam di bidang ini,” lanjut mantan menteri BUMN itu sembari menegaskan bahwa ia ingin bertemu dengan dua profesor itu.

Tapi bagaimana proses kerja vaksin nusantara itu dalam tubuh? Benarkah cukup sekali suntik untuk seumur hidup? Benarkan proses vaksinasinya diambilkan dari darah sendiri?

Nah, tulisan Dahlan Iskan yang pagi ini, Sabtu, 20 Februari 2021, dimuat di Disway dan HARIAN BANGSA, kami turunkan lengkap untuk pembaca BANGSAONLINE.com di seluruh Indonesia dan luar negeri. Selamat membaca:

SEBENARNYA ini tidak bisa dibandingkan dengan vaksin yang sudah ada. ''Teknologi''-nya berbeda. Proses vaksinasinya juga tidak sama.

Sinovac menggunakan cara lama: memasukkan virus yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh. Itu untuk merangsang lahirnya imunitas di tubuh terhadap virus tersebut. Berbagai pandemi –atau pun epidemi– di masa lalu diatasi dengan vaksin jenis itu. Itulah sebabnya vaksin Sinovac dianggap sangat aman.

Lain lagi dengan vaksin Pfizer, AstraZeneca,dan Johnson&Johnson. Mereka ini bermain di RNA –mengubah protein tertentu yang ada di sekitar DNA.

Sedang pakai cara baru sama sekali. Termasuk cara vaksinasinya. Cara ini mengingatkan saya ketika menjalani stem cell di Dr dr Purwati, ahli stem cell dari Unair Surabaya. Yang sekarang juga buka klinik di Jakarta.

Saya sudah menjalani stem cell itu lebih 10 kali. Termasuk stem cell untuk NK-cell maupun T-cell.

Cara vaksinasi punya kemiripan dengan stem cell itu.

Kalau Anda akan menjalani vaksinasi dengan , Anda akan menjalani proses pengambilan darah lebih dulu. Sebanyak tiga tabung. Atau tepatnya 40 cc.

Darah Anda itu akan dimasukkan tabung (bag) plastik. Tabung itu terdiri dari tiga ''kamar''. Atau, ada tiga ''kamar'' di bag itu.

Kamar pertama untuk proses pemisahan darah putih dan darah merah Anda.

Kamar kedua untuk menampung darah merah.

Kamar ketiga untuk tempat darah putih.

Semua itu kelihatan di mata. Anda bisa melihat darah Anda di dalam bag plastik itu.

Hanya di ''kamar No. 3'' itu –yang untuk darah putih itu– yang sudah terisi antigen. Kamar yang untuk darah merah tidak diberi apa-apa. Pengisian antigen di kamar No. 3 itu dilakukan di pabrik obat –saat bag plastik tersebut dibuat.

Maka ketika darah putih Anda masuk ke kamar nomor 3 itu, akan langsung tercampur dengan antigen.

Lalu dibiarkan di situ satu minggu. Selama 7 hari itu terjadi proses ''pendkan'' terhadap cell darah putih kita. Yakni bagaimana caranya agar cell kita memiliki anti virus Covid-19.

Dalam satu minggu itu cell darah putih kita sudah memiliki imunitas terhadap Covid-19. Lalu di hari ke-7 ''cell yang sudah terdk'' itu disedot oleh alat suntik. Untuk disuntikkan kembali ke tubuh kita. Lewat lengan atas. Tidak perlu dalam. Cukup sampai ke bagian lemak. Tidak harus sampai otot seperti vaksin yang ada sekarang.

Semua peralatan tadi (alat pengambil darah, bag-plastik-tiga-kamar dan alat penyuntik) ditempatkan dalam satu kotak sebesar kotak tisu. Atau sebesar kotak sepatu.

Di kotak itu dilengkapi barcode. Agar kotak Anda tidak tertukar dengan kotak orang lain.

Lihat juga video 'Santri Ponpes Asy Syafi'i Nganjuk Antusias Ikuti Vaksinasi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO