JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Penceramah kondang KH Miftah Maulana Habiburrahman yang akrab dipanggil Gus Miftah menilai Rachland Nashidik, Wakil Sekjen Partai Demokrat, gagal paham karena membandingkan makam Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan Museum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Kristiani Herrawati (Ani) di Pacitan Jawa Timur.
“Saya piker, ini perbandingan yang tidak sepadan,” tegas Gus Miftah dalam akun instagram pribadinya: gusmiftah.
Baca Juga: Di Rakerda Partai Demokrat Jatim, Khofifah Minta Setiap TPS Wajib Ada Saksi untuk Amankan Suara
Menurut Gus Miftah, ada empat fakta kenapa antara Makam Gus Dur dan Museum SBY-Anni tak bisa dibandingkan.
Fakta pertama, jelas Gus Miftah, makam Gus Dur itu satu komplek dengan makam kakeknya, Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim Asy’ari) di Pesantren Tebuireng. Artinya, makam itu sudah ada sejak lama. “Dan yang perlu dicatat, Mbah Hasyim adalah pahlawan nasional,” kata Gus Miftah.
Baca Juga: Silaturahmi Kebangsaan di Kediri, Gus Miftah Sebut Vinanda-Gus Qowim Calonnya Prabowo
(Para peziarah makam Gus Dur dan Hadrarussyaikh KHM Hasyim Asy'ari di Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur selalu ramai, lebih-lebih pada Jumat legi. foto: kabarjombang)
Fakta kedua, kata Gus Miftah, dana yang disalurkan pemerintah itu untuk membangun sarana dan prarasana di sekitar makam Gus Dur, bukan untuk membangun makam Gus Dur. Kenapa pemerintah harus membangun sarana dan prasarana di sana? Karena begitu banyaknya antusiasme jamaah (masyarakat) ingin berziarah ke makam Gus Dur dan makam Mbah Hasyim.
“Ribuan (orang) saben hari,” kata Gus Miftah yang pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Sleman Yogyakarta itu.
Baca Juga: Jelang HUT ke-79 TNI, Komandan Kodiklatal Pimpin Ziarah ke Makam Bung Karno
Fakta ketiga, jelas Gus Miftah, kotak infaq, kotak amal yang ada di makam Gus Dur, setiap bulan mampu menyumbang panti asuhan dan duafa (orang lemah, fakir miskin-Red), minimal Rp 300 juta.
“Maka dulu saya pernah pengajian (bilang) Rp 150 juta, saya diprotes oleh pengurus makam. Gus, bukan lagi Rp 150 juta, tetapi Rp 300 juta! Dan serupiah pun tidak diambil oleh pengurus makam dan tidak diambil oleh Pondok Pesantren Tebuireng,” tegas Gus Miftah.
Fakta keempat, kata Gus Miftah, makam Gus Dur mampu menggairahkan perekonomian umat. “Semuanya bergerak. Dari bus, perusahaan bus yang laku, kemudian rumah makan yang laku, pedagang-pedagang di sekitarnya yang laku,” kata Gus Miftah.
Baca Juga: Minta Dukung Prabowo, SBY: Negara Kacau Jika Banyak Matahari
Karena itu, Gus Miftah berkesimpulan, jika sekarang ada orang (politisi Partai Demokrat) membandingkan museum SBY-Ami Yudhoyono di Pacitan dengan makam Gus Dur yang ada di Jombang berarti gagal paham. “Artinya, kalau sekarang ada orang memperbandingkan antara pembangunan Museum di Pacitan dengan komplek makam Gus Dur di Jombang, saya pikir dia gagal paham,” pungkas Gus Miftah.
(Rachland Nashidik. Foto:detik.com)
Baca Juga: Resmi Dilantik Jadi Anggota DPRD Jatim, Naufal Alghifary Janji Kawal Pemberdayaan Pemuda
Seperti ramai diberitakan, cuitan Rachland Nashidik di twitter sempat ramai. Gara-gara membela Museum SBY-Ani di Pacitan karena diserang politisi lain, Rachland Nashidik lalu membandingkan dengan makam Gus Dur.
"Tak ada yang salah dengan Museum Kepresidenan. Kita punya Museum Bung Karno dan Amerika Serikat punya museum dari presiden-presidennya. Museum adalah jejak bagi ingatan sejarah, bisa juga rujukan bagi standar pencapaian pada suatu bangsa. Dan obyek wisata bagi pendapatan daerah.
Pertama, bukan museum keluarga. Kedua, inisiatif pendanaan datang dari Pemprov itu juga cuma sebagian. Terbesar berasal dari sumbangan dan partisipasi warga.
Baca Juga: Syauqul Muhibbin-Elim Tyu Samba Daftar ke KPU Kota Blitar
Ketiga, sebagai pembanding, anda tahu makam Presiden Gus Dur dibangun negara?" tulis Rachland Nashidik sembari menyematkan tautan berita.
Namun Rachland Nashidik akhirnya minta maaf setelah banyak yang protes karena ia tak pakai data akurat. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News