​Sukses itu karena Hoki atau Kerja Keras? Ini Debat Pemilik Jamu Sido Muncul dengan Dahlan Iskan

​Sukses itu karena Hoki atau Kerja Keras? Ini Debat Pemilik Jamu Sido Muncul dengan Dahlan Iskan Dahlan Iskan. Foto: merdeka.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Perdebatan Dahlan Iskan, wartawan kawakan, dengan , pemilik pabrik jamu Sido Muncul ini menarik. mengaku sukses karena , bukan hasil . Tapi Dahlan Iskan menolak, tak percaya.

Loh, memangnya sukses itu karena faktor atau hasil , sih? Dahlan Iskan pun ambil jalan tengah. Antara dan . Contohnya apa?

Nah, pagi ini BANGSAONLINE.COM menurunkan tulisan mantan menteri BUMN itu- yang pagi ini, Sabtu (27/2/2021), dimuat Disway dan HARIAN BANGSA. Selamat menikmati BANGSAONLINE.COM yang pembacanya terus melonjak ke seluruh Indonesia dan luar negeri: 

.

SAYA sulit kalau harus mengilmiahkan kata ''''. Yakni kata seperti yang diucapkan pengusaha besar –pemilik pabrik jamu Sido Muncul itu.

Ia ngotot bahwa keberhasilannya selama ini benar-benar semata karena . Tidak ada yang lain. Juga bukan karena .

Saya bertemu Pak Irwan kemarin. Lewat layar Zoom. Kami sama-sama menjadi pembicara seminar yang diadakan MarkPlus. Yakni lembaga marketing terkemuka milik guru marketing Hermawan Kartajaya.

Semula saya tidak percaya bahwa kesuksesan Pak Irwan semata-mata karena . Saya yakin Pak Irwan itu pasti pe.

Tapi Pak Irwan ngotot: tidak. "Saya benar-benar bukan pe," kata Pak Irwan. Pekerjaannya dulu hanya jalan-jalan. Bersama saudaranya. Sambil mengembangkan Sido Muncul.

Saking ngototnya Pak Irwan sampai saya harus kalah. Setidaknya harus mengalah. Tapi saya terus berpikir. Masak benar-benar hanya karena . Saya pun lantas menemukan istilah kompromi. Yang mungkin lebih tepat. Saya coba memperkenalkan istilah baru ini: yang diupayakan.

Itu berarti saya memang memercayai adanya faktor tapi yang diusahakan.

Saya pun ingat wartawan saya. Yang karya fotonya terpilih sebagai foto terbaik dunia –di tahun itu. Namanya Sholehudin. Justru ia bukan wartawan foto.

Foto juara dunia itu berupa truk tentara yang penuh sesak dengan suporter sepak bola Bonek. Saking penuhnya sampai posisi truk itu miring sekali. Suporter remaja itu seperti hendak tumpah ke jalan. Satu dua orang sudah loncat dari truk –ketakutan. Beberapa lagi terlihat panik. Sopir truk itu –berpakaian tentara– menoleh dengan wajah tegang.

Dewan juri di Swiss secara aklamasi memilih foto itulah juara dunia tahun itu. Tidak perlu diskusi. Tidak perlu pemungutan suara.

"Itu kan kebetulan. Ia lagi . Lagi berada di lokasi truk itu," ujar beberapa wartawan –yang kelihatannya cemburu.

Tentu saya setuju: ada unsur kebetulan di situ. Tapi seandainya si wartawan tidak rajin keliling kota mencari berita apakah ia akan mendapatkan keberuntungan itu? Seandainya ia hanya di kantor menghadapi komputer apakah akan bisa menemukan kejadian itu?

Lihat juga video 'Setahun Tak Ada Kabar, Korban Longsor di Desa Ngetos Nganjuk Tagih Janji Relokasi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO