​Reses Deni Prasetya, Petani Pisang Ingin Undang Gubernur Khofifah Panen Cavendish

​Reses Deni Prasetya, Petani Pisang Ingin Undang Gubernur Khofifah Panen Cavendish H. Deni Prasetya, SE (tengah), Anggota DPRD Jatim saat reses bersama petani pisang di Desa Tegalwangi, Kecamatan Umbulsari, Jember. foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Anggota DPRD Jawa Timur baru saja melaksanakan reses I tahun 2021 di daerah pemilihan (dapil) masing-masing. Tak terkecuali Deni Prasetya, Anggota DPRD Jatim asal daerah pemilihan V yang meliputi Kabupaten Jember dan Lumajang.

Selama reses 1-8 Maret, Deni mengaku banyak menyerap aspirasi dan harapan dari masyarakat. Salah satunya harapan petani cavendish di Desa Tegalwangi, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember. Para petani itu ingin Gubernur Khofifah bisa datang pada panen cavendish dua bulan mendatang.

"Para petani ingin Bu Gubernur datang pada panen cavendish mendatang, sekitar dua bulan lagi. Itu salah satu aspirasi yang dititipkan ke saya. Semoga Ibu Gubernur berkenan datang," tutur Deni Prasetya, Senin (8/3/2021).

Menurut Deni, keinginan para petani dan mandor cavendish mengundang gubernur datang saat panen adalah permintaan yang wajar karena cavendish produk lokal unggulan. Terlebih, mayoritas istri para petani tersebut adalah anggota Muslimat NU. Sementara Khofifah, Ketua Umum Muslimat NU.

Anggota Fraksi NasDem DPRD Jatim ini menilai ke depan bisa dibangun sinergitas antara Muslimat NU di Kabupaten Jember maupun Jawa Timur untuk memproduksi makanan olahan berbahan baku .

"Kalau yang kualitasnya bagus tentu bisa dijual secara utuh. Sisanya mungkin bisa dibuat makanan olahan seperti kripik atau kue bolu . Saya kira ini bisa melibatkan Ibu-ibu Muslimat NU. Tinggal nantinya ada pendampingan atau pelatihan dari pihak pemkab atau pemprov," ujar kader Ansor Kencong ini.

Deni berharap dengan turun tangan pemerintah daerah, kesejahteraan petani cavendish bisa ditingkatkan. Ia mengaku prihatin selama ini hasil tanam petani jatuh ke tengkulak.

Padahal cavendish di pasaran harganya mencapai Rp 20.000 - Rp 100.000 per kilogram. Bahkan banyak yang diekspor sampai ke Thailand dan negara ASEAN lainnya.

"Saya berharap pemda atau pemprov bisa membantu pemasaran cavendish. Dengan begitu, petani bisa mendapatkan harga jual yang layak. Imbasnya tentu meningkatkan kesejahteraan petani beserta keluarganya," pungkas politikus muda NasDem tersebut. (mdr/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO