​Berkat Nikel, Indonesia Bintang Dunia, Pabriknya di Morowali, Milik Mr Xiang

​Berkat Nikel, Indonesia Bintang Dunia, Pabriknya di Morowali, Milik Mr Xiang Dahlan Iskan. Foto: ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Produksi mobil listrik kini sedang ngetren. Namun hampir tersendat karena bahan baku baterai terbatas. Produsen pun panik.

Saat itulah Indonesia muncul. Investor China, , pemilik pabrik nikel di Morowali akan memproduksi nikel jenis tertentu untuk bahan baku baterai . Para produsen dunia pun acungkan jempol; Indonesia hebat.

investasi di Indonesia sejak era Presiden SBY. Dan disempurnakan pada era Presiden Jokowi.

Kini ia akan investasi lagi sebesar Rp 200 triliun. O ya? Silakan simak tulisan Dahlan Iskan, wartawan yang dikenal punya wawasan ekonomi detail itu di Disway dan HARIAN BANGSA dan juga BANGSAONLINE.com hari ini, Selasa, 16 Maret 2021. Selamat membaca:

Indonesia sudah bisa mendikte harga nikel dunia –lewat Xiang Guangda dan He Xiuqin. Minggu lalu harga nikel dunia turun sampai 5 persen. Itu karena Tsingshan Holding Group –yang memiliki pabrik nikel di Morowali, Sulawesi Tenggara– membuat pengumuman: akan memproduksi nikel jenis tertentu yang bisa untuk bahan baku baterai .

Dunia pun gempar. Indonesia hebat. Para produsen menjadi tenang.

Selama ini mereka khawatir. Tidak akan cukup nikel untuk baterai . Produksi sudah mencapai tipping point. Sampai Bos Tesla Elon Musk menyerukan agar negara yang punya cadangan nikel mau menambangnya besar-besaran.

Akibat kekhawatiran itu, harga nikel dunia terus naik. Sampai Guangda membuat kejutan awal bulan tadi.

Bulan lalu harga nikel masih USD 14,070 per ton. Sekarang tinggal USD 11,055. Tapi itu masih lebih tinggi dibanding harga tahun 2017 yang USD 10.200.

Guangda kini sudah ikut menentukan pasar nikel dunia. Lewat giga pabriknya yang di Indonesia. Tsingshan Holding sendiri kini sudah menjadi salah satu dari 500 perusahaan terbesar di dunia. Perusahaan itu di nomor 361 di ranking Fortune 500. Dengan kekayaan (2018) RMB 226.5 miliar.

Mula-mula saya tidak tahu apa arti Tsingshan. Kok mendirikan perusahaan dengan nama Tsingshan.

Yang saya tahu itu bukan nama Mandarin. Lalu saya cari tahu apa nama Mandarin perusahaan itu. Ketemu: 青山. Dalam huruf latin mestinya ditulis Qingshan. Artinya: bukit yang tenang. Tapi ejaan itu menjadi Tsingshan, kemungkinan ikut ejaan Taiwan.

Di Tiongkok nama lengkap perusahaan itu: 青山控股集团. Artinya: Grup Holding Gunung Tenang.

Mengapa ejaan latinnya ikut Taiwan itu karena letak kampung halaman memang di seberang pulau Taiwan. Yakni di Kabupaten Wenzhou, masuk provinsi Zhejiang. Atau itu ikut ejaan lama sebelum ada standardisasi ejaan baru di Tiongkok.

awalnya memang pengusaha kecil di Kabupaten Wenzhou. Ia menjadi pemasok salah satu unsur kecil untuk pintu mobil. Yakni bagian yang terbuat dari stainless steel.

Kabupaten Wenzhou memang pusat industri kecil di Tiongkok –seperti Sidoarjo dulu. Pun sejak sebelum ekonomi Tiongkok dibuka, ekonomi Wenzhou sudah berkembang.

Ketika di seluruh Tiongkok sibuk dengan politik dan revolusi (1965-1975) penduduk Wenzhou tetap asyik berdagang. Mereka sampai menciptakan infrastruktur keuangan sendiri –di luar sistem bank. Itulah sistem kredit bawah tanah –di Indonesia disebut rentenir. Di Wenzhou rentenir tumbuh sangat subur. Pun sampai sekarang. Ketika sistem perbankan di Tiongkok sudah demikian majunya sistem keuangan bawah tanah itu masih subur di sana.

Saya beberapa kali ke Wenzhou. Di Tiongkok orang memberi gelar Wenzhou itu Yahudi-nya Tiongkok. Dari Kabupaten ini lahir pengusaha-pengusaha ulet dan tangguh.

Salah satunya Guangda itu. Yang nekat membangun giga pabrik nikel di Morowali.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO