SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggelar persiapan simulasi pembelajaran tatap muka kepada sejumlah perwakilan pelajar jenjang SMP swasta maupun negeri yang berlangsung di SMP Negeri 1 Surabaya, Jumat (16/4/2021). Setidaknya, ada 18 siswa yang mengikuti simulai secara tatap muka dan diikuti pula para pelajar melalui virtual.
Seusai mengajar kelas simulasi, Eri mengatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemprov Jatim terkait mekanisme pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Selain itu, rencananya sekolah tatap muka akan berlangsung pada bulan Juli mendatang. Namun begitu, setelah Hari Raya Idul Fitri akan dilakukan uji coba atau simulasi terlebih dahulu untuk SD/SMP se-Surabaya.
Baca Juga: Dihadiri Wali Kota dan Kapolrestabes, PCNU Surabaya Gelar Doa Bersama Jelang Harlah ke-102
“Uji cobanya itu 25 persen dulu. Tentunya ini bertahap. Siswa-siswi yang ikut simulasi juga bergiliran. Kita selalu bersinergi dengan pemprov melihat arahannya seperti apa. Itu yang kita jalankan,” kata dia.
Eri menjelaskan, untuk mekanisme pelaksaan sekolah tatap muka tersebut berlaku bagi jenjang SD-SMP swasta maupun negeri. Dipastikan pula ketika nanti sekolah tatap muka diberlakukan maka sudah sesuai dengan standar protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Seperti ada pencuci tangan, mengenakan masker tetap diwajibkan, dan dilakukan terus pemantuan serta evaluasi tiap sepekan seperti apa perkembangannya.
Ia meyakinkan kepada para orang tua bahwa rencana sekolah tatap muka berlangsung sesuai dengan prokes ketat. Tak ketinggalan pengajarnya pun telah mendapatkan suntik vaksin.
Baca Juga: Fasum dan Taman Rusak, Wali Kota Surabaya Geram, Lapor Polisi dan Minta Komdigi Blokir Apk Jagat
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Supomo menambahkan, untuk memastikan kembali semua sekolah sudah sesuai standar prokes, jajaran Dispendik pun akan melakukan pengecekan pada setiap sekolah. Hal itu dilakukan agar memastikan semua sudah sesuai dengan standar prokes.
“Sekolah itu kita wajibkan sudah harus melakukan simulasi dengan kapasitas 25 persen ya. Jadi sebelum mengarah pada pembukaan sekolah, maka harus simulasi,” kata Supomo.
Apabila wali murid belum berkenan anaknya sekolah tatap muka, maka Dispendik juga tetap melayani pembelajaran dengan menggelar secara daring atau virtual. Oleh sebab itu, dalam kegiatan ini pun Supomo melibatkan para pakar untuk melakukan pendampingan. Tujuannya, suapaya dari pembukaan sekolah tatap buka benar-benar memiliki kajian yang mendalam.
Baca Juga: Tak Terima Diviralkan Selingkuh, Sembunyikan Wanita di Kolong Meja, Camat Asemrowo Bakal Lapor Polda
“Dan tentunya secara medis dibenarkan. Itu berlaku untuk semua sekolah SD-SMP se-Surabaya ya tanpa terkecuali," tandasnya. (dra/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News