Gojek-Tokopedia Bersatu Jadi Ancaman, Shopee dan Blibli Bakar Uang

Gojek-Tokopedia Bersatu Jadi Ancaman, Shopee dan Blibli Bakar Uang Dahlan Iskan

SURABAYA, BANGSAONLINE.comMeski pendek, tulisan Dahlan Iskan tentang perkembangan unicorn Indonesia cukup menarik. Wartawan kondang itu menulis lompatan besar dan yang bersatu dan go public sehingga tak lagi harus membakar uang.

Tapi benarkah kini Shopee, Bukalapak, dan Blibli yang terus bakar uang? Silakan simak tulisan wartawan terkemuka itu di HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com hari ini, Jumat 28 Mei 2021. Selamat membaca:

Baca Juga: Pemilu Dungu, Pengusaha Wait and See, Ekonomi Tak Menentu

SALAH satu cara untuk menjadi lebih besar adalah memakan yang besar.

Tapi siapa –makan– siapa ketika dan bersatu?

Dua-duanya tidak akan lagi saling makan. Justru saling menyuapi.

Baca Juga: Tiongkok Banjir Mobil Listrik

Kini yang kelihatan takut dimakan adalah Shopee atau Blibli. Meskipun masing-masing punya tulang punggung yang sangat kuat.

Dulu, , , Shopee, dan Bibli yang takut dimakan –kalau saja berhasil lebih dulu go public dengan nilai USD 39 miliar.

Langkah itu gagal –sementara. Itu dimanfaatkan dan . Mumpung mengundurkan jadwal go public, dan bergabung. Menjadi .

Baca Juga: Hati Rakyat Sulit Dibeli, Partai Penguasa Gagal Menang

Kelihatan sekali bergegas untuk lebih dulu go public. Dengan nilai jauh lebih besar dari rencana dulu: USD 45 miliar.

Nilai tiba-tiba menjadi begitu besarnya. Siapa sangka unicorn Indonesia –yang umurnya baru kemarin sore– sudah punya nilai melebihi perusahaan mobil Amerika, Ford. Yang umurnya lebih tua dari umur saya.

memang beda lahan dengan . Kalau keduanya bergabung, kekayaan bisnis mereka bisa digabung. Tanpa ada yang tereliminasi. Hasil transaksi di diantar oleh .

Baca Juga: Anak Muda Israel Full Stress

Itulah yang membuat nilai –perusahaan hasil merger dan – langsung melejit. Gabungan keduanya langsung memiliki 100 juta transaksi aktif.

Pola yang seperti itu yang tidak ada ketika dan menjajaki penggabungan. Itu yang membuat rencana merger antara dan kandas. Tiga tahun lalu. Padahal pemegang saham dan sama-sama ngebet ingin gabung. Baik pemegang saham yang di Singapura maupun yang di Jepang.

Keduanya, sayangnya, memiliki ladang yang sama. Yang kalau digabung hanya akan saling mengeliminasi. Itu membuat tambahan nilai transaksinya tidak maksimal.

Baca Juga: TikTok Shop Resmi Kembali Dibuka di Indonesia

Nilai baru yang USD 45 miliar itu memang fantastis. Itu hanya bisa terjadi di zaman ini. Tapi itulah nilai yang ingin diraih oleh para pemegang saham. Setelah sekian tahun mereka terus-menerus hanya membakar uang.

Kemampuan membakar uang pun ternyata ada batasnya. Sudah saatnya kini, mereka menjual abunya.

Nilai jual itu harus dibuat tinggi karena ini: kemungkinan besar mereka akan menggunakan jasa SPAC untuk bisa go public di pasar modal New York.

Baca Juga: Doni Monardo Bekerja Habis-habisan

Tentu juga akan go public secara tradisional di bursa Jakarta. Tapi nilai USD 45 miliar dolar sulit diserap oleh pasar uang Jakarta –yang sekarang lagi kering-keringnya.

Dengan menggunakan SPAC (special purpose acquisition company) tentu terbebani biaya go public lebih tinggi. Tapi itulah jalan pintas yang bisa dilalui menuju bursa saham New York.

Proses merger dua unicorn besar itu tentu juga memerlukan aliran cash flow yang besar. Di situlah diperlukan SPAC. Untuk mengatasi besarnya perputaran arus kas yang diperlukan selama proses merger.

Baca Juga: Di PSM Summit 2023, Gubernur Khofifah Dorong Lahirnya Sosok Inovator dari Kalangan Santri

Mulai pulihnya ekonomi di Amerika kelihatan sekali akan dimanfaatkan oleh . Suasana kebatinan di Amerika, saat ini, memang seperti sudah ''merdeka'' dari penjajahan Covid-19.

Dengan suntikan uang murah dari pasar modal global itu nanti, akan bisa merambah ke mana saja. UMKM bisa memanfaatkan besar-besaran kiprah ke depan. Atau tergilas sekalian.

Shopee dan Bibli mungkin akan harus memperpanjang bakar uang. Jauh lebih lama lagi. akan menjadi ancaman yang kian menggetarkan.

Baca Juga: Shopee Hentikan Penjualan Produk dari Luar Negeri, ini Alasannya

Bukalapak –pelopor e-commerce dan market place di Indonesia– harus pula lebih banyak membakar uangnya –agar tidak terbakar lebih dulu rumahnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Pencurian Sepeda Motor di Krian Sidoarjo Terekam CCTV, Pelaku Mengenakan Seragam Ojol':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO