49 Tahun Anik Maslachah, Perempuan Pertama yang Menjadi Pimpinan DPRD Jatim di Era Reformasi

49 Tahun Anik Maslachah, Perempuan Pertama yang Menjadi Pimpinan DPRD Jatim di Era Reformasi Anik Maslachah, S.Pd., M.Si., Wakil Ketua DPRD Jatim. (foto: ist)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Era reformasi memberi angin segar bagi kehidupan berdemokrasi, termasuk dalam konteks politik praktis. Tidak ada lagi dikotomi gender antara politikus pria dan perempuan.

Namun kenyataannya, dominasi politikus pria masih sangat kuat di Jawa Timur. Kondisi itu setidaknya tercermin dari komposisi Pimpinan DPRD Jatim. Empat periode kepemimpinan di DPRD Jatim pada era reformasi, seluruhnya diisi oleh politikus pria. Baru pada pada periode 2019-2024 atau pada periode ke-5, ada sosok yang menjadi Pimpinan DPRD Jatim.

Politikus PKB yang genap berusia 49 tahun pada 11 Juni 2021 ini, menjadi Pimpinan DPRD Jatim perempuan pertama di era reformasi. Dia resmi dilantik menjadi Wakil Ketua DPRD Jatim pada 13 Januari 2020, menggantikan Abdul Halim Iskandar yang diberi mandat Presiden Jokowi sebagai Menteri Desa, Percepatan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

"Mbak Anik tak sekadar perempuan yang menjadi Pimpinan DPRD Jatim. Dia juga mewarnai perpolitikan di Jawa Timur. Saya kira di usia yang menginjak 49 tahun, masih banyak capaian yang bisa dia raih," tutur Dr. Surokim Abdussalam, Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC), Jumat (11/6/2021).

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura ini menilai perlu lebih banyak lagi politikus perempuan yang bersuara nyaring. Terutama mereka yang ada di parlemen, sehingga suara mereka lebih didengar eksekutif dan terkover media.

Surokim menambahkan, dalam isu gender dan sejumlah isu lain, peran politikus perempuan lebih pas. Dia mencontohkan dalam suasana pandemi seperti saat ini, politikus perempuan lebih mudah diterima masyarakat. Sebab, secara psikologis figur perempuan lebih mengayomi.

"Saya kira dalam konteks Jawa Timur, adalah satu dari sedikit politikus perempuan di parlemen yang bersuara nyaring pada isu-isu publik, termasuk isu gender," ujar Rokim.

Cendekiawan NU ini menjelaskan, untuk regional Jawa Timur, ketokohan perempuan masih didominasi oleh sosok Khofifah Indar Parawansa dan Tri Rismaharini. Namun level keduanya sudah beranjak menjadi tokoh nasional asal Jawa Timur.

Karena itu, perlu ada regenerasi politikus perempuan menjadi suksesor Khofifah dan Risma. Dia berharap Kaukus Perempuan Politik atau Kaukus Perempuan Parlemen bisa mendorong tokoh-tokoh perempuan semakin eksis. Menurutnya, selama ini para politikus perempuan lebih tertempa di ormas, seperti Muslimat NU.

", Sri Untari, Anna Muawanah, dan Hikmah Bafaqih, saya kira adalah contoh nama-nama yang punya potensi menjadi suksesor Bu Khofifah dan Bu Risma," pungkas Rokim. (mdr/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO