​Usul Garuda Indonesia Dijual, Fahri Hamzah: Dulu Beli Garuda Sumbangan Rakyat Aceh

​Usul Garuda Indonesia Dijual, Fahri Hamzah: Dulu Beli Garuda Sumbangan Rakyat Aceh Fahri Hamzah. foto: ist/ bangsaonline.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengusulkan kepada pemerintah untuk membuka opsi menjual PT Garuda Indonesia ke publik, daripada melakukan upaya penyelamatan. Hal itu dilakukan agar Garuda tidak merugi terus dan tidak membebani keuangan negara.

"Sudah dilepas saja, tapi penjualannya diprioritaskan ke pegawainya saja. Apa namanya tetap Garuda Indonesia atau Garuda Air, dia tetap disebut flag carrier, tapi polanya dipegang rakyat Indonesia, bukan negara lagi," kata Fahri Hamzah dalam keterangan tertulisnya yang dikirim kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (15/6/2021).

Wakil Ketua Umum Partai Gelora itu mengusulkan pengelolaan Garuda Indonesia diserahkan ke rakyat, sehingga manajemennya akan lebih baik. Selain itu, apabila berkembang pesat, bisa membuat kebanggaan tersendiri bagi negara dan bangsa Indonesia di level internasional, karena bisa bersaing dengan maskapai penerbangan di dunia.

"Tidak harus aktor negara, banyak anak muda yang bisa bikin bangga di luar negeri. Siapa sangka ada anak dari kampung saya di Lombok, namanya Lalu Zohri tiba-tiba mengagetkan dunia punya kecepatan lari yang bisa mengalahkan pelari lain dari seluruh dunia. Membanggakan dia, bisa berprestasi," ungkapnya.

Artinya, banyak sumber daya manusia yang bisa membanggakan bangsa dan negara Indonesia, tidak harus negara yang turun langsung, asalkan rakyat diberikan kesempatan untuk mengelola Garuda Indonesia.

"Ceritanya yang beli pesawat terbang untuk Garuda dulu, kan bukan pakai uang negara juga, tapi sumbangan dari rakyat Aceh. Negara tidak sanggup, sementara kita perlu cepat terbang karena kita negara kepulauan," katanya.

Ia berharap Garuda Indonesia tidak bernasib seperti Merpati Airlines, maskapai milik BUMN yang sudah ambruk terlebih dahulu beberapa tahun silam, karena salah pengelolaan dan merugi terus.

Pemerintah, lanjutnya, perlu mencontoh pengelolaan Singapore Airlines (Singapore), Qatar Airways (Qatar), Etihad dan Emirates (Uni Emirat Arab) yang menghilangkan sama sekali keterlibatan negara dalam pengelolaan maskapai penerbangan di negara mereka.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO