BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Syafiuddin, Anggota Komisi V DPR RI mengapresiasi unjuk rasa yang dilakukan masyarakat Madura untuk menyampaikan aspirasi terkait penyekatan di sisi Madura dan Surabaya dalam penanganan kasus Covid-19.
"Saya apresiasi aksi unjuk rasa, karena itu adalah bagian dari aspirasi masyarakat. Tapi saya imbau salurkan aspirasi dengan santun, jangan anarkis," terangnya kepada wartawan BANGSAONLINE.com, Rabu (23/6/2021).
Baca Juga: DPC PKB Bangkalan Usulkan Muhaimin Kembali jadi Ketua Umum 2024-2029
Dalam penanganan Covid-19 di Madura khususnya Bangkalan, ia meminta petugas untuk tidak melakukan tindakan yang menimbulkan ketakutan dan kecemasan bagi masyarakat. Menurutnya, penanganan Covid-19 di Madura harus melalui pendekatan sesuai kearifan lokal, sosial, dan ekonomi.
"Kalau gini terus perekonomian akan lumpuh dan berdampak pada masyarakat. Lakukan pendekatan secara kearifan lokal, tinggal bagaimana petugas untuk menyentuh nuraninya," ungkapnya.
Menurut Syafiuddin, penyekatan yang dilakukan di akses Jembatan Suramadu bisa menyebabkan distribusi sembako dan aktivitas pasar tersendat. Sehingga roda perekonomian masyarakat jadi lumpuh.
Baca Juga: Syafiuddin Resmikan Sarana Pendukung Destinasi Wisata di Desa Batangan Bangkalan
Dirinya mengaku mendapat laporan dari masyarakat, bahwa saat ini terjadi kelangkaan sembako. Karena itu, dalam keadaan ini, ia meminta pemerintah kabupaten, provinsi, maupun pusat bersinergi untuk memberikan solusi.
"Karena penyekatan itu banyak barang-barang sembako tidak masuk ke Madura, atau tersendat. Kemudian masyarakat takut bepergian. Efek penyekatan terlalu aktif," pungkasnya. (ida/uzi/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News