Rapat Bahas Sektor Pertanian Bareng Mentan, Bupati Jember Paparkan Potensi Tembakau dan Kopi Robusta

Rapat Bahas Sektor Pertanian Bareng Mentan, Bupati Jember Paparkan Potensi Tembakau dan Kopi Robusta Bupati Jember Hendy Siswanto saat mengikuti rapat pembahasan potensi komoditas ekspor pertanian bersama Menteri Pertanian Dr. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H., secara daring di Pendopo Wahyawibawagraha Jember, Selasa (27/7/2021).

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Komoditas pertanian tembakau di Kabupaten Jember sudah sejak lama dikenal oleh masyarakat luas hingga mancanegara. Potensi itu hingga saat ini masih eksis. Tak ayal jika Jember disebut sebagai Kota Tembakau.

Hal itu ditegaskan Bupati Jember Hendy Siswanto saat mengikuti rapat pembahasan potensi komoditas ekspor pertanian bersama Menteri Pertanian Dr. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H., secara daring di Pendopo Wahyawibawagraha Jember, Selasa (27/7/2021).

Bupati Hendy menyampaikan, bahwa Kabupaten Jember memiliki potensi yang luar biasa di sektor pertanian dengan luas daratan 2.431 km². Secara geografis, Jember terletak pada posisi 6°27'9°-7°14'33° BT dan 7° 59'6° - 8°33'56° LS. Hal tersebut menjadikan Kabupaten Jember memiliki peluang dalam mengembangkan komoditas ekspor dalam bidang pertanian.

Hendy menjelaskan, bahwa potensi pertanian di Jember tidak hanya tembakau saja yang setiap tahunnya bisa mencapai 1,2 juta ton, namun juga bidang pertanian lain yang telah diekspor, seperti kopi robusta, mengkudu, dan buah naga.

"Dengan kearifan lokal antara kabupaten, mari kita saling membeli dan saling menjual antar-APKASI, potensi produsen dan konsumen sudah perlu dilakukan lebih intens tiap wilayah secara kontinu untuk menuju ekspor," kata Bupati Hendy dalam rapat yang diikuti oleh seluruh kepala daerah di Indonesia tersebut, Selasa (27/7/2021).

"Harapannya, produk yang dihasilkan bernilai tambah serta harga dari komoditas yang bisa ditargetkan untuk ekspor lebih strategis," ucapnya.

Sementara itu, Lishia Erza, Pemateri Utama dalam rapat menjelaskan, saat ini komoditas pasar sangat terbuka di Indonesia, namun potensi serta pengolahan tersebut masih kurang, terutama dalam akses teknologi.

Selain itu, Lishia juga memaparkan bahwa persaingan dengan negara lain saat ini sangat ketat, hal tersebut menjadi poin utama tentang perlunya mengedepankan kelebihan serta potensi dari Indonesia. "Harapannya agar Indonesia lebih dikenal dunia dalam bidang pertanian," ujar Lishia.

"Potensi saat ini perlu dikembangkan dan dilindungi jika ingin berkesinambungan," pungkasnya. (adv/yud/eko/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO