Ekonomi Jatim Triwulan II YoY Tumbuh Melesat 7,05%, Gubernur Optmis Bisa Injak Gas Lebih Kencang

Ekonomi Jatim Triwulan II YoY Tumbuh Melesat 7,05%, Gubernur Optmis Bisa Injak Gas Lebih Kencang

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur terus menunjukkan pergerakan yang semakin progresif di triwulan kedua tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mampu melesat hingga 7,05 persen (y-o-y). Pencapaian ini menjadi kabar gembira sekaligus energi positif bagi Jawa Timur di tengah berbagai upaya dalam menangani Covid-19 serta penerapan PPKM Darurat dan PPKM Level 4.

Terhadap perkembangan tersebut, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan rasa syukurnya lantaran di tengah upaya penanganan kasus Covid-19, pertumbuhan ekonomi Jatim justru terdongkrak naik. Sebab dengan pertumbuhan ekonomi triwulan II sebesar 7,05 persen y o y Jatim mampu menjadi penyumbang ekonomi terbesar kedua di Pulau Jawa setelah DKI Jakarta dengan kontribusi 24,93 persen. Sementara kontribusinya terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 14,44 persen, Jawa Timur juga menjadi provinsi penyumbang terbesar kedua.

“Perkembangan ini menunjukkan bahwa perekonomian Jatim terus bangkit dan mengalami perbaikan meskipun pencapaiannya belum dapat kembali seperti saat sebelum pandemi Covid-19,” tutur Gubernur Khofifah di Gedung Binaloka , Jumat (6/8/2021).

Pertumbuhan ekonomi yang bergerak positif sebesar 1,78 persen (q to q) dan meningkat 3,2 persen (c to c) ditopang oleh sejumlah sektor utama. Antara lain berdasarkan lapangan usaha, sektor industri pengolahan berkontribusi paling besar terhadap struktur PDRB Jatim mencapai 30,23 persen dengan laju pertumbuhan 6,85 persen (y-o-y). Selanjutnya sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor memberi kontribusi PDRB 18,28 persen dengan laju pertumbuhan 13,64 persen (y-o-y). Kontribusi tertinggi ketiga pada struktur PDRB Jatim adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan share 12,37 persen dan laju pertumbuhan minus 3,14 persen (y-o-y).

“PDRB Jatim sesungguhnya ditopang cukup besar oleh sektor pertanian. Namun, masa panen raya yang terjadi di triwulan I menyebabkan kontraksi di triwulan II,” jelas Khofifah.

Agregat demand yang semakin membesar pada Triwulan II ini juga menandai pemulihan ekonomi Jawa Timur yang terindikasi terjadi secara merata. Mulai dari investasi yang naik 1,77 persen, konsumsi naik 5,24 persen, dan bahkan ekspor mengalami kenaikan tertinggi sebesar 21,16 persen.

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO