​Promosi Doktor Gus Muhib: 11 Mahasiswa dan 2 Dosen IKHAC Terpapar Radikalisme Kembali Moderat

​Promosi Doktor Gus Muhib: 11 Mahasiswa dan 2 Dosen IKHAC Terpapar Radikalisme Kembali Moderat Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. saat jadi penguji dalam sidang terbuka promosi doktor Dr. KH. Mauhibur Rokhman di Universitas Merdeka Malang yang digelar secara virtual, Selasa (24/8/2021). foto: mma/ bangsaonline.com

Gus Muhib juga mengungkapkan bahwa dari riset yang ia lakukan terungkap bahwa sisi finansial mahasiswa juga berpengaruh terhadap rentannya keterpaparan.

“Selain faktor kedangkalan pemahaman agama, keterpaparan paham juga sebab faktor sosial ekonomi,” katanya.

“Ini mengapa di kampus juga diajarkan mata kuliah penunjang soft skill seperti IT, akuntansi, dan bahasa Arab plus Inggris. Lebih dari itu, pembina Institut melalui lembaga dibawah beliau juga memberikan kesempatan berkarir bagi mahasiswa atau lulusan yang berkompeten,” tambahnya.

(Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. saat ikut menguji Gus Muhib. foto: bangsaonline.com)

Yang juga menarik, salah satu penguji Gus Muhib adalah Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. yang tak lain mertuanya. menguji menantunya itu juga secara virtual.

Kepada BANGSAONLINE.com, mengungkapkan bahwa salah satu penyebab 11 mahasiswa IKHAC terindikasi terpapar karena kurang selektifnya PWNU yang memberikan rekomendasi.

“Para mahasiswa itu kan beasiswa dari seluruh Indonesia,” kata . Salah satu syarat mendapat beasiswa di IKHAC, kata , harus mendapat rekomendasi dari PWNU di daerahnya masing-masing. "Mereka seharusnya lebih selektif, jangan asal memberi rekomendasi," katanya.

Menurut , peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi semua pondok pesantren, bukan hanya Amanatul Ummah. Bahwa ada upaya dari pihak luar untuk memasukkan doktrin kepada para mahasiswa, termasuk mahasiswa di lingkungan pondok pesantren.

Doktrin itu, kata , bukan hanya berupa paham radikal tapi juga paham lain yang bukan Aswaja. Bahkan, menurut , bukan hanya paham tapi juga politik. Ia mencontohkan tiba-tiba ada kantor sekretariat GMNI di sekitar Kampus IKHAC. Padahal, kata , Kampus IKHAC jelas basis NU atau Aswaja.

Karena itu, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu kini mengaku terus waspada dan selalu mengawasi secara ketat aktivitas mahasiswa IKHAC. Selain itu istiqamah memberi pengajian kepada para mahasiswa, terutama untuk menanamkan doktrin Aswaja.

Dr Gatot Sujono, Sekjen Pergunu yang mengikuti acara promosi doktor tersebut juga memberi komentar. Menurut dosen IKHAC itu, disamping faktor keragaman asal-usul mahasiswa, ketidakketatan seleksi PWNU, juga pengaruh interaksi mahasiswa dengan lingkungan sekitar kampus yang rentan memapari mahasiswa dengan berbagai ideologi, termasuk

Kabarnya disertasi Gus Muhib ini sudah dilirik penerbit buku untuk diterbitkan. (mma) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO