Selimut Hati untuk Sadarkan Hak-Hak Perempuan di Kota Kediri

Selimut Hati untuk Sadarkan Hak-Hak Perempuan di Kota Kediri Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar, saat membuka Sekolah bagi Perempuan Bekal Tantangan Hidup di Masa Depan Nanti (Selimut Hati). foto: ist.

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Ketua TP Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar membuka Sekolah bagi Perempuan Bekal Tantangan Hidup di Masa Depan Nanti (Selimut Hati), Kamis (18/11). Ini merupakan kali kedua Selimut Hati diselenggarakan TP bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak Kota Kediri.

Pendidikan nonformal bagi perempuan ini diikuti lebih dari 900 remaja dari tiga kecamatan di Kota Kediri. Selimut Hati berlangsung mulai tanggal 18 hingga 19 November secara daring.

Para peserta Selimut Hati akan mendapat wawasan terkait kesehatan, psikologi, pemberian informasi dan keterampilan bagi remaja. Acara ini menghadirkan empat narasumber yang ahli di bidangnya. Yakni, Psikolog Vera Itabiliana H, Penulis Kalis Mardiasih, Dokter dr. Lula Kamal, dan Wirausahawan Lia Bagus K.

Ferry Silviana mengatakan, kegiatan ini merupakan respons aktif TP terhadap penanggulangan kasus kekerasan seksual dan maraknya yang terjadi di Kota Kediri.

Berdasarkan data Kantor Kemenag Kota Kediri tahun 2019, terdapat 314 anak/remaja di bawah 18 tahun yang menikah. Sedangkan tahun 2020 menunjukkan angka 256 kasus.

“Tim Penggerak merasa perlu untuk melanjutkan program ini. Minimal setiap tahun agar para perempuan Kota Kediri memahami hak-haknya sebagai perempuan. Hak untuk hidup yang bebas dari tekanan, hak terhadap tubuhnya, hingga hak untuk memiliki kemandirian ekonomi,” ujar wanita yang akrab disapa Bunda Fey ini.

Menurut istri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar itu, ada beberapa faktor penyebab terjadinya kasus . Seperti kurangnya wawasan dan kesadaran kesehatan reproduksi di kalangan remaja, serta pola pergaulan yang semakin cenderung bebas.

Melalui Selimut Hati, diharapkan remaja perempuan di Kota Kediri memiliki bekal dan pengetahuan serta lebih berdaya.

“Menjadi perempuan yang tangguh tak hanya memiliki keahlian dan pendidikan formal, namun juga memiliki pengetahuan luas,” pungkasnya. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO