"Terakhir, Bhineka Tinggal Ika, tidak hanya sebatas semboyan saja. Bahwa, Bhineka Tunggal Ika itu sebagai perekat dan pemersatu suku, agam, ras, serta budaya, di mana tujuannya yaitu persatuan dan kesatuan bangsa dan negara," terangnya.
Selain 4 pilar tersebut, Syafiuddin juga menekankan pentingnya empat pendekatan untuk merawat ketenteraman dan merajut NKRI. Yaitu pendekatan kultural, pendekatan hukum, pendekatan edukatif, serta pendekatan struktural.
"Pendekatan kultural dapat diimplementasikan dalam budaya keseharian, kearifan lokal Bangsa Indonesia bagi generasi milenial," tuturnya.
Sedangkan pendekatan pendidikan, kata dia, agar masyarakat Indonesia memperoleh hak yang sama untuk menerima pendidikan layak dalam rangka meningkatkan IPM.
Lalu pendekatan hukum, untuk memberikan efek jera sehingga harus ditegakkan. "Sementara pendekatan struktural dalam rangka upaya merekatkan masyarakat, pentingnya para pemangku jabatan seperti eksekutif dalam hal ini bupati, serta legislatif, perlu song osong lombhung atau gotong royong," pungkasnya. (uzi/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News