Keren! Untung Rp 2.000 Triliun, Pendiri dan CEO TikTok Mundur karena Ingin Banyak Baca Buku
Editor: M Mas'ud Adnan
Sabtu, 05 November 2022 08:26 WIB
Di Indonesia, tokoh hebat dunia, Gus Dur, juga kutu buku. Bahkan ayahnya, KH A Wahid Hasyim, salah seorang the founding fathers Indonesia juga dikenal sebagai tokoh atau ulama gemar baca buku.
Begitu juga BJ Habibie. Ahhi teknologi kebanggaan bangsa Indonesia yang kemudian menjadi Presiden RI ke-3 itu juga dikenal luas sebagai kutu buku.
Walhasil, tokoh hebat di bidang apapun: teknologi, agama, filsafat, politik, komunikasi, internet atau apapun selalu berkorelasi dengan kegemaran membaca buku.
Zhang Yiming mendirikan ByteDance pada 2012. Saat itu Zhang Yiming masih berusia 29 tahun. Ia kemudian mendirikan apilasi TikTok. Semula banyak hambatan, termasuk dari para pejabat. Tiktok sempat diblokir di Amerika Serikat dan juga negara lain. Bahkan juga di Indonesia. Namun pemblokiran itu justeru melambungkan TikTok.
Kini ByteDance menjadi startup terkaya dan tertinggi di dunia. Yaitu dengan valuasi Rp 2.000 triliun.
Bandingkan dengan startup terbesar di Indonesia. Yaitu Gojek dan Tokopedia. Saat dua startup itu merger publik heboh. Padahal merger - kemudian menghasilkan GoTo - itu valuasinya masih jauh di bawah ByteDance, "cuma" Rp 250 triliun.
Atau bandingkan dengan BCA, perusahaan terbesar di Indonesia yang valuasinya "hanya" Rp 800 triliun. Jadi ByteDance benar-benar raksasa startup.
Tapi bisnis Zhang Yiming bukan berarti selalu mulus. ByteDance pernah mendirikan 99fang. Gagal. Begitu juga beberapa usaha aplikasi lain.
ByteDance mulai dikenal luas di daratan China ketika melahirkan Douyin, aplikasi short form video. Meski demikian, Douyin sempat jadi bahan ejekan publik karena dianggap mengekor Musical.ly, aplikasi yang secara global sangat masyhur.
Tapi - lagi-lagi gilanya - pada 2018, ByteDance justru mengakuisisi Musical.Ly sekaligus merilis aplikasi TikTok.
Dunia memang serba tak terduga bahkan kadang mengejutkan.(dari berbagai sumber/MMA)