Wacana Bumbung Kosong di Pilkada Sidoarjo, Pengamat: Potensi Muncul Calon Lain Masih Ada | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Wacana Bumbung Kosong di Pilkada Sidoarjo, Pengamat: Potensi Muncul Calon Lain Masih Ada

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Mustain
Minggu, 19 Mei 2024 16:38 WIB

Nanang Haromain, Pengamat Politik dan Kebijakan Sidoarjo. Foto: Ist.

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Koalisi besar gagasan Partai Golkar dan PKB dalam Pilkada Sidoarjo 2024 yang berpotensi mengusung satu pasangan calon atau bumbung kosong, terus menggelinding di masyarakat.

Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Sidoarjo, Nanang Haromain, menilai sah-sah saja untuk memunculkan opini koalisi besar untuk memunculkan bumbung kosong dalam konteks strategi pemenangan.

"Semakin banyak parpol lain bergabung, potensi untuk menang semakin besar, termasuk di dalamnya mengurangi kekuatan lawan di luar koalisi," cetus Nanang, Minggu (19/5/2024).

Kata Nanang, kampanye bumbung kosong dinilai bisa menjadi daya tawar yang saat ini maju calon bupati, sebagai upaya mendapat rekomendasi dari DPP PKB.

"Apalagi elektabilitasnya juga tinggi dan juga didukung parpol-parpol lain," tandas alumni FISIP UGM ini.

Diketahui, elektabilitas sebagai calon bupati yang saat ini menjabat Plt Bupati Sidoarjo, cukup tinggi. Setidaknya itu tergambar dari hasil survei dua lembaga survei, yakni Media Survei Indonesia (MSI) dan Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI)

Pun dengan nama politikus Gerindra yang juga anggota DPRD Sidoarjo, Mimik Idayana, yang memiliki popularitas dan elektabilitas di urutan pertama sebagai calon wakil bupati, berdasarkan survei dua lembaga tersebut.

Dijelaskan Nanang, situasi tersebut juga dibaca banyak partai dengan mengambil langkah strategis untuk bergabung dengan koalisi PKB-Gerindra.

Yang pertama NasDem dan Partai Golkar, di mana kedua parpol tersebut sudah deklarasi duluan dan kabarnya bakal disusul oleh PKS dan sejumlah parpol lainnya.

Ini seperti yang disampaikan saat silaturahmi politik ke Partai Golkar belum lama ini.

Dengan begitu, praktis hanya tersisa PDIP. Artinya, peluang pasangan calon tersisa cuma satu pasangan karena masa pendaftaran calon jalur perseorangan ke KPU Sidoarjo juga sudah tutup.

Sebab sejumlah parpol lainnya, yakni PAN, Demokrat, dan PPP juga kemungkinan bakal ikut bergabung ke dalam koalisi besar.

Namun, Nanang menilai masih ada kemungkinan munculnya dua pasangan calon. "Itu tergantung PDIP, apakah mau melawan atau malah berkawan," ujar Nanang.

Menurutnya, tidak ada yang salah jika terjadi bumbung kosong karena muncul hanya satu pasangan calon bupati dan wakil bupati.

"Tidak ada yang salah dengan bumbung kosong. Regulasi juga sudah mengaturnya. Kita punya pengalaman, di Pilkada Pasuruan lalu Gus Irsyad waktu itu juga melawan bumbung kosong," tegasnya.

Namun, kata Nanang, untuk menjaga kualitas pemilu dan perlunya penantang yang sepadan demi tetap menjaga kinerja bagus Plt Bupati Sidoarjo di akhir masa jabatan, sudah waktunya dimunculkan figur-figur bagus yang berkontestasi di Pilkada Sidoarjo 2024.

Nanang menilai, fenomena calon tunggal menjadi tanda bahaya esensi mendasar kehidupan demokrasi dalam kontestasi yang sehat dan fair untuk mendapatkan figur-figur yang mumpuni, berintegritas, dan memiliki kapabilitas yang baik sebagai pemimpin daerah.

"Tanpa figur calon lebih dari satu, bisa menjadikan pemilih apatis," tandas Nanang Haromain.

Ia menilai, parpol juga belum memiliki sistem rekrutmen politik yang mapan dan demokratis. Alhasil, pencalonan dalam kandidasi politik, seperti pilkada hanya bersifat pragmatis dan jangka pendek.

Ia pun berharap segera muncul figur-figur baru penantang petahana untuk memberikan banyak pilihan bagi masyarakat untuk memilih bupati yg terbaik bagi Sidoarjo di periode mendatang. (sta/rev)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video